Ribuan pengunjung melepas Menara Adat (persembahan)
menuju laut pada prosesi Mandi Safar di pantai Babussalan, Desa Air Hitam,
Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi. (Foto : PJN/RSM)
MediaLintas Sumatera, Jambi – Semarak,
meriah dan religius. Itulah kesan pertama yang bisa dipetik mengikuti
ritual Mandi Safar di pantai Babussalan, Desa Air Hitam, Kecamatan Sadu,
Kabupaten
Tanjungjabung Timur (Tanjabtim), Jambi, Rabu (15/11/2017) pagi.
Kendati udara masih terasa menusuk tulang ketika berada di pantai Babussalam pagi itu, namun ribuan pengunjung pantai
berpasir putih di pesisir pantai timur Jambi itu seolah tak merasakannya.
Mereka terhanyut suasana prosesi ritual Mandi Safar yang dilangsungkan di
pantai nan indah itu.
“Udara memang terasa dingin di pantai
ini pagi hari. Tetapi suasana yang meriah membuat saya kurang merasakan suasana
dingin ini. Saya terhanyut rasa gembira mengikuti rangkaian prosesi Mandi Safar
yang baru pertama kali saya hadiri,”kata kata Tuti (45), seorang pengunjung
yang mengikuti prosesi Mandi Safar di pantai Babussalam, Kecamatan Sadu,
Kabupaten Tanjabtim, Provinsi Jambi, sekitar 300 kilometer (Km) dari Kota
Jambi, Rabu (15/11/2017) pagi.
Tuti bersama keluarga
datang dari Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Jambi, khusus mengikuti tradisi
Mandi Safar tersebut. Mereka sudah cukup lama ingin hadir pada tradisi yang
digelar setiap tahun itu.
“Tetapi baru kali ini kami sempat
hadir. Selain ingin mendapat berkah, kami juga menghadiri Mandi Safar untuk
mengisi liburan keluarga ke pantai timur Jambi,”ujarnya.
Para tokoh adat, tokoh agama dan
tamu-tamu kehormatan mengawali prosesi Mandi Safar dengan berdoa bersama di
pantai Babussalan, Desa Air Hitam, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjungjabung
Timur, Provinsi Jambi, Rabu (15/11/2017) pagi. (Foto : PJN/RSM)
Nuansa Religius
Nuansa religius cukup terasa selama
rangkaian Mandi Safar tersebut berlangsung. Seluruh pengunjung menggunakan
pakaian bernuansa agamis dan Melayu dilengkapi dan sorban atau penutup kepala
serba putih. Di setiap penutup kepala peserta terselip sehelai daun mangga
bertuliskan ayat-ayat Alquran. Daun mangga itu bertuliskan doa – doa penolak
bala.
Selama prosesi Mandi Safar
berlangsung, setiap pengunjung yang mandi di pantai diwajibkan menggunakan pengikat
kepala putih dan sehelai daun mangga bertuliskan doa penolak bala. Tujuannya agar
mereka terhindar dari gangguan binatang dan makhluk halus.
Ritual Mandi Safar atau Rabu terakhir
di bulan Safar 1439 itu diawali dengan penulisan doa-doa penolak bala pada ribuan
helai daun mangga di Mesjid Jami’at Takwa, Desa Air Hitam, Selasa (14/11)
malam. Penulisan doa-doa tersebut dilakukan para santri dan santriwati dari Pondok
Pesantren Wali Peetu, Desa Air Hitam, Sadu, Tanjabtim.
Ribuan daun mangga bertuliskan doa-doa
penolak bala tersebut nantinya dibagikan kepada para pengunjung yang mengikuti
Mandi Safar. Kemudian disiapkan juga Menara Adat. Menara Adat tersebut dibuat
untuk dilepas ke laut.
Kemudian, Rabu (15/11) pagi, prosesi
ritual Mandi Safar diawali dengan sembahyang bersama di pantai. Setelah itu
dilanjutkan dengan mengarak Menara Adat yang dihias dan berisi 1.111 butir
telur rebus. Menara Adat tersebut diarak 50 orang petugas. Sebelum Menara Adat
tersebut dilepas ke laut, menara tersebut terlebih dahuli dinaiki tamu
kehormatan.
Pada kesempatan itu yang didaulat
sebagai tamu kehormatan Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar. Sedangkan seluruh
telur yang berada di Menara Adat diberikan kepada pengunjug dengan cara
melemparkannya ke kerumunan pengunjung.
Seluruh telur rebus yang ada di Menara
Adat diberikan kepada pengunjung menunjukkan bahwa sang pemimpin raja di
pesisir pantai timur Jambi sangat kaya dan dermawan. Menara Adat dilepas ke
laut untuk memohon agar penguasa laut memberikan keselamatan dan berkah yang
melimpah kepada para nelayan.
Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar
(empat dari kiri) yang didaulat menjadi tamu kehormatan menuju lokasi puncak ritual Mandi Safar di pantai
Babussalan, Desa Air Hitam, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjungjabung Timur,
Provinsi Jambi, Rabu (15/11/2017) pagi. (Foto : PJN/RSM)
Nilai Jual
Kepala Pondok Pesantren Wali Peetu
yang juga tokoh adat Desa Air Laut, Tanjabtim,
HM As’ad Arsyad pada kesempatan itu mengatakan, tradisi Mandi Safar
pertama kali dilakukan seorang ulama sufi di Tanjabtim, Syeikh Syarifuddin.
Mandi Safar dilakukan dilaksanakan pada Rabu
terakhir bulan Safar. Maksud pelaksanaan Mandi Safar untuk menolak segala bala
atau bencana dalam setahun.
Tradisi Mandi Safar tersbut pun,
lanjut HM As’ad Arsyad, dilaksanakan secara turun-temurun oleh warga masyarakat
Bugis asal Sulawesi Selatan yang bermukim di pesisir pantai timur Jambi sejak
tahun 1960-an. Ritual Mandi Safar dipusatkan di pantai Babussalam, Desa Air
Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Tanjabtim.
Menurut HM As’ad Arsyad, pada awalnya
warga masyarakat setempat menganggap Mandi Safar sebagai pelaksanaan ajaran
Islam, padahal bukan. Tradisi Mandi Safar sebenarnya hanya merupakan tradisi
atau budaya masyarakat yang memiliki tujuan sosial meningkatkan silaturahmi
antarwarga pesisir pantai timur Jambi.
Melalui ritual Mandi Safar, tambahnya,
seluruh warga masyarakat yang berasal dari Sulawesi yang bermukim di pesisir
pantai Timur Jambi bisa berkumpul bersama. Karena itu paradigma Mandi Safar
kini dikembalikan pada tujuan aslinya, untuk merekatkan tali persaudaraan bukan
kegiatan kegamaan.
“Saat ini Mandi Safar bukan lagi hanya
milik etnis atau agama tertentu. Seluruh etnis dan agama sudah ikut mengikuti
tradisi Mandi Safar karena tradisi tersebut lebih menonjolkan nilai sosial
budaya sekaligus sebagai salah satu daya tarik wisata,”katanya.
Suasana kemeriahan pelaksanaan tradisi Mandi Safar di pantai
Babussalan, Desa Air Hitam, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjungjabung Timur,
Provinsi Jambi, Rabu (15/11/2017) pagi. (Foto : PJN/RSM)
Perlu Pelestarian
Sementara itu Wakil Gubernur Jambi, Fachrori
Umar pada kesempatan ketika membuka perhelatan Mandi Safar tersebut
mengharapkan, Mandi Safar yang diadakan setiap tahunnya oleh masyarakat Desa
Air Hitam Laut harus tetap dilestarikan serta terus dikembangkan.
"Mandi Safar ini sebuah tradisi
yang sangat unik dan sudah menjadi kegiatan wisata yang mampu menarik wisatawan
ke Desa Air Hitam Laut. Tradisi ini bernuansa religi juga. Melalui Mandi Safar
warga masyarakat pesisir pantai timtu Jambi yang sebagian besar berprofesi
sebagai nelayan memohon doa kepada Sang Pencipta agar dijauhkan dari segala
bencana,"katanya.
Menurut Fachrori Umar, Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Jambi sangat mendukung bila kegiatan Mandi Safar diselenggarakan
setiap tahun dan dikelola secara profesional. Dengan demikian tradisi Mandi
Safar bisa menarik para wisatawan ke Tanjabtim.
"Saya berharap, tradisi Mandi Safar
ini bisa dikemas lebih menarik lagi untuk menarik minat para wisatawan. Dengan
demikian para wisatawan yang berkunjung ke Desa Air Hitam Laut bisa menyaksikan
keunikan tradisi Mandi Safar sekaligus turut serta dalam ritual Mandi Safar
ini,"katanya.
Sedangkan menurut Bupati Tanjabtim,
Romi Haryanto, Mandi Safar merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat
Tanjabtim yang memiliki nuansa religi, budaya dan wisata. Inti tradisi Mandi
Safar, yaitu meningkatkan silaturahmi warga masyarakat, memanjatkan doa agar
terhindar dari malapetaka serta memberikan hiburan kepada warga.
Dikatakan, Mandi Safar sudah rutin
dilaksanakan setiap tahun. Bahkan, tradisi tersebut sudah menjadi ikon atau
ciri khas wisata pesisir pantai Tanjabtim. Melalui pelaksanaanMandi Safar,
pantai Babussalam, Desa Air Hitam, Sadu, Tanjabtim yang meiliki panjang sekitar
20 kilometer (km) semakin dilirik wisatawan.
Menurut Romi Haryanto, pada
pelaksanaan Mandi Safar tahun ini digelar lomba pacu perahu atau pompong. Lomba
pacu pompong tersebut baru pertama kali dilaksanakan untuk memeriahkan Mandi
Safar. Lomba pacu pompong juga merupakan salah satu kearifan lokal yang bisa
memberikan hiburan kepada warga masyarakat.
“Lomba pacu pompong digelar guna
memeriahkan Mandi Safar. Lomba ini digelar agar para nelayan yang berhenti
melaut tiga hari menjelang prosesi Mandi Safar memiliki kegiatan sekaligus
menghibur,”tambahnya. (MLS/RSM}
Posting Komentar