Kebakaran terjadi saat sebagian besar warga masih tidur terlelap. Jeritan panik warga membangunkan penghuni rumah sekitar. Sebagian berlari menyelamatkan anak-anak, sedangkan warga yang lain berusaha menyelamatkan barang berharga. Namun, api yang cepat membesar membuat banyak harta benda tak dapat diselamatkan.
“Kami hanya bisa lari, api sangat cepat sekali membesar. Semua barang di dalam rumah habis terbakar. Tinggal pakaian di badan saja yang tersisa,” ujar Hotnida Simarmata, 70 tahun, warga yang rumahnya ikut terbakar.
Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi sekitar pukul 04.30 WIB. Setelah berjibaku bersama warga, api berhasil dipadamkan sekitar pukul 06.00 WIB. Delapan keluarga terdampak, diantaranya Hotnida br Simarmata 70 tahun, Roida br Simarmata 64 tahun, Parius Sagala 64 tahun, Naolo br Sihaloho 70 tahun, Menti Sidabutar 53 tahun, Opung Geri Sidabutar 78 tahun, Febrianti Simarmata 41 tahun dan Haposan Simarmata 62 tahun.
Hingga berita ini diterbitkan, tidak ada laporan korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Kerugian material masih dalam pendataan pihak kepolisian dan pemerintah. Petugas kepolisian bersama pemerintah desa juga terus menyelidiki penyebab pasti kebakaran.
Anggota DPRD Samosir, Erwin Nainggolan, yang tiba di lokasi menyampaikan keprihatinannya. “Kami ikut berduka atas musibah ini. Pemerintah daerah akan berkoordinasi untuk membantu para korban, agar mereka bisa segera bangkit dan memiliki tempat tinggal sementara,” katanya.
Kapolres Samosir AKBP Rina Frillya bersama pejabat utama Polres juga hadir dan menyerahkan bantuan sembako berupa beras, telur, minyak goreng, serta mie instan.
Tiga diantaranya rumah adat suku Batak yang ikut terbakar itu menambah duka bagi masyarakat setempat. Rumah-rumah tersebut dianggap sebagai pusaka keluarga yang sarat makna. Kini, para korban masih berusaha bertahan dengan bantuan seadanya, sambil berharap dukungan berkelanjutan dari pemerintah maupun masyarakat lainnya. (S24/Red).
0Komentar