Andang pemilik Warung Kopi Padepokan Tumiris II Jalan
Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi. Foto Asenk Lee.
(Matra, Jambi)-Untuk sarapan pagi di jantung Kota
Jambi, atau seputaran Kotabaru Jambi, ada sebuah warung sederhana yang
menyajikan menu sarapan pagi yang bergizi. Mulai dari Bubur Kacang Ijo, Mie
Goreng, Mie Rebus, Nasi Goreng, Telor Setengah Matang, Ginseng Telor, Kopi
Susu, Gorengan, Kue Lezat dan cocok untuk sarapan pagi.
Tempat Sarapan Pagi itu namanya Warung Kopi (Warkop)
Padepokan Tumiris II yang berada di Jalan Kapten Sujono Kompleks Gereja
Kotabaru atau tepatnya depan seberang Taman Remaja Kota Jambi.
Jika Anda ingin menikmati sarapan pagi bergizi, usai olahraga
pagi di wilayah Gedung Olahraga (GOR) Kotabaru Jambi, tak perlu repot
mencarinya.
Sebuah Warkop Padepokan Tumiris II akan memanjakan sarapan Anda
dengan sajian makanan ringan bergizi. Mulai dari bubur kacang hijau campur
ketan, telur setengah matang, teh telur ginseng, indomie rebus plus, mi goreng,
nasi goreng hingga ragam minuman sehat lainnya.
Lokasinya berada di simpang tiga jalan kompleks Gereja
Kotabaru Jambi. Warkop Padepokan Tumiris II ini sudah buka sejak pukul 05.00
WIB hingga pukul 20.00 WIB. Kebersihan makanan dan tempat sangat terjamin
karena pengelola menjadikan kebersihan sebagai penyambut pelanggan di warkop
tersebut.
Orang-orang yang sarapan pagi di Warkop Padepokan Tumiris
II cukup beragam dari berbagai profesi. Mulai dari polisi, PNS, pengusaha
hingga masyarakat biasa. Sajian menu yang segar, membuat pelanggan menjadikan
Warkop Padepokan Tumiris II sebagai tempat sarapan paginya.
Memulai usaha sekecil apapun itu harus dengan niat yang
baik dan profesional. Membuka usaha kecil menengah (UKM) tidak semata-mata
dengan modal yang lumayan.
Dengan modal pas-pasan juga bisa eksis asalkan
dikelola dengan baik dan jujur. Demikian gambaran eksistensi sebuah Warung Kopi
(Warkop) Padepokan Tumiris II yang berada di Jalan Kapten Sujono Kompleks
Gereja Kotabaru atau tepatnya depan seberang Taman Remaja Kota Jambi.
Andang (43), pengelola Warkop Padepokan Tumiris II kepada Pesonajambi.net
baru-baru ini mengatakan, dirinya memulai usahanya di Jambi sejak tahun 1991.
Awalnya dia membuka Warkop Padepokan Tumiris I di Arizona Mayang Kota Jambi.
Seiring majunya usahanya tersebut, Warkop Padepokan Tumiris I dikelola oleh
abangnya Adi Sonip.
Guna mengembangkan usaha, Andang melirik lokasi yang
strategis. Simpang jalan Gereja Kotabaru Kota Jambi merupakan pilihan tempat
yang tepat. Awalnya Andang bersama istrinya Acih Nurjanah (40) mengontrak lahan
seluas kurang lebih 10 meter persegi milik Pesantren Sa’ad Datuddaren Seberang
Kota Jambi.
“Kami menyewa lahannya saja selama 10 tahun. Namun
pembayaran setiap bulan Rp 300 ribu. Atau Rp 3 juta setahun. Kalau bangunan ini
kami yang bangun. Lahan ini milik Pesantren Sa’ad Datuddaren Seberang Kota
Jambi. Kami buka disini karena tempatnya strategis karena dekat dengan pusat
olahraga,” kata Andang.
Dulunya, lahan tersebut hanya semak-semak belukar. Namun
karena lokasinya strategis, pihak Pesantren Sa’ad Datuddaren menyewakannya.
Setidaknya ada empat usaha di lahan Pesantren Sa’ad Datuddaren Seberang Kota
Jambi.
Omzet Rp 2 Juta
Sehari
Usaha yang digeluti Andang bersama istrinya Acih Nurjanah
tergolong sukses. Betapa tidak, warkop sederhana itu bisa beromzet hingga Rp 2
juta sehari.
Menurut Andang, dalam satu hari pengunjung bisa mencapai
ratusan orang. Sajian favorit di Warkop Padepokan Tumiris II yakni bubur kacang
hijau, bubur ketan hitam, teh telur putar, teh telur ginseng dan telur ayam
kampung setengah matang.
“Kalau lagi ramai telur ayam setengah matang bisa habis
hingga 100 butir. Kemudian begitu juga dengan menu lainnya seperti bubur
kacang. Harga bubur kacang hijau dan campur ketan hitam mulai dari harga Rp 7
ribu hingga Rp 8 ribu. Kemudian telur ayam setengah matang Rp 4 ribu per butir.
Sementara Indomie rebus plus sayur telur Rp 8 ribu per porsi,” katanya.
Dari penjualan menu di Warkop Padepokan Tumiris II setiap
harinya bisa beromzet Rp 2 juta. Omzet yang sangat besar bagi warkop sekelas
Tumiris II. Suksesnya usaha yang digeluti Andang dan istrinya bukan begitu saja
didapatkan.
Mereka tetap menjaga kesantunan terhadap pelanggan. Menjaka
sikap ramah tamah kepada pelanggan, serta membuat harga menu yang terjangkau.
Kemudian soal kebersihan makanan dan tempat juga menjadi prioritas utama.
Kacang Hijau asal Thailand
Menurut Andang, bahan kacang hijau untuk bubur kacang hijau
merupakan kacang hijau impor dari Thailand dan Australia. Dia mempercayakan
pasokan kacang hijau dan kebutuhan lainnya dari Toko Ali BTN Kotabaru Jambi.
“Kami terpaksa membeli kacang hijau impor dengan harga Rp
18 ribu hingga Rp 19 ribu per kilogramnya. Pasalnya kacang hijau impor labih
bersih dan kualitasnya bagus. Sementara kacang hijau lokal yang kebayakan masuk
dari Kabupaten Bima Pulau Jawa, kualitasnya kurang baik. Karena banyak
ditemukan bebatuan berupa tanah dan juga kacang hijau yang keropos,” kata
Andang.
Disebutkan, kalau
membersihkan kacang hijau impor hanya membutuhkan waktu 5 menit. Namun kalau
untuk membersihkan kacang hijau lokal butuh waktu lama hingga 30 menit. “Kacang
hijau lokal sangat banyak kotoran yang hendak dipisahkan. Kemudian rasa kacang
hijau lokal kurang enak. Kita bukan tak suka produk lokal, tapi kita lebih
mementingkan kualitas demi kepuasan pelanggan,” ujarnya.
Selama ini stok kacang hijau untuk Warkop Padepokan Tumiris
II tetap terpenuhi lewat Toko Ali BTN Kotabaru Jambi. Namun Andang tidak
merinci berapa kebutuhan kacang hijau setiap minggunya. Namun menurut dia
kebutuhan kacang hijau sebagai menu utama warkopnya tetap tercukupi.
Telur Ayam Kampung
Asli
Warkop Padepokan Tumiris II memang betul-betul menjaga
kualitas menunya. Misalnya soal telur ayam kampung. Karena Warkop Padepokan
Tumiris II Kotabaru Jambi salah satu menu favorit pelanggan adalah telur ayam
kampung setengah matang.
“Kalau soal telur, saya menjaga kualitas. Banyak menawarkan
telur ayam kampung ke kita, namun kita tolak. Karena kita takut telur ayam
kampung palsu. Karena selama ini banyak telur ayam kampung banyak yang palsu.
Saya memasok telur ayam kampung dari perusahaan agen telur ayam kampung dari
Palembang,” katanya.
Menurut Andang, pemasok telur ayam kampung ke warungya
adalah Henry, agen resmi telur ayam kampung di Jambi. “Dia punya akta
perusahaan agen resmi penyalur telur ayam kampung asli. Saya beli perbutir
dengan harga Rp 2.000. Saya sudah lama berlangganan kepada Henry,” katanya.
Dalam membangun usaha warkopnya, Andang dan istrinya
dibantu keponakannya Hendri. Mereka bertiga saling bantu dalam menlayani
pelanggan di warkopnya tersebut. Untuk menambah omzet lain, Andang juga
menyewakan sepetak kios berukuran 1,5 meter kali 2 meter untuk kios isi pulsa
ulang.
Tolak Kredit Bank
Pada umumnya, para pengusaha UKM akan tergiur dengan
tawaran pinjaman modal dari perbankan. Namun tidak demikian dengan Andang.
Dirinya justru menolak tawaran pinjaman modal dari bank.
“Dulu ada Pak Robert Pardeda dari salah satu bank di Jambi
berulang-ulang menawarkan pinjaman modal. Hingga bapak itu pensiun dan pindah
ke Bandung tetap saya tolak. Banyak bank yang datang ke sini menawarkan
pinjaman modal, namun saya belum tertarik. Modal saya sendiri saja masih cukup
untuk usaha ini,” kata Andang.
Disebutkan, pinjaman kredit dari bank awalnya memang
menggiurkan. Namun saat pembayaran cicilan sangat memberatkan. “Lagian pinjaman
dana itu belum butuh untuk saat ini bagi kami. Karena untuk mengembangkan usaha
ini, masih kekurangan tenaga. Kita butuh pekerja yang betul-betul jujur dan mau
berusaha dengan serius dan profesional,” kata Andang.
Mampu Bangun Rumah
Berkat usaha ini, Andang dan istrinya Acih Nurjanah bisa
sekolahkan dua anaknya Abdullah Hikel Fikri (13) dan M Reza Nurrohman (10).
Kemudian mereka juga sudah membangun satu unit rumah di Perumahan Pesona Kenali
Kotabaru Jambi.
“Saat ini kami bisa mengguyur biaya membangun rumah
sendiri. Sejak tahun 2005 silam kami tinggal di warung inilah. Namun dalam
waktu tak lama kami akan memiliki rumah pribadi, tak lagi mengontrak. Syukur
lah, ini berkat usaha ini,” ujar Andang.
Menjalankan usaha Warung Padepokan Tumaris II sejak 2005
menjadi salah satu bukti, kalau usaha UKM bisa sukses dan menjadi penggerak
roda perekonomian keluarga. Warkop sederhana yang dikelola Andang dan istrinya,
menjadi salah satu bentuk UKM yang sukses, karena tidak mengandalkan pinjaman
modal dari bank dalam menjalankan
usahanya.
Warung Padepokan Tumaris II, bisa sebagai contoh bagi
penggiat UKM lainnya, agar menjalankan usahanya dengan berkesinambungan dan
bisa menabanung keuntungan. Sudah sepatutnya para pelaku UKM mendapat bimbingan
dari instansi terkait guna pengembangan UKM tersebut. (Matra/ Asenk Lee)
Para pelanggan saat menikmati sarapan pagi di Warung Padepokan Tumiris II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi.
Warung Kopi Padepokan Tumiris II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi.
Andang pemilik Warung Kopi Padepokan Tumiris II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi saat memasak menu pesanan pelanggan. Foto Asenk Lee Saragih
Posting Komentar