Tiga sosok wanita tangguh berdarah Batak yang meskipun tinggal berjauhan di berbagai belahan dunia, hati mereka tetap terpaut pada kampung halaman yang sedang dilanda musibah.

Pamatangsiantar, S24 - Beberapa hari belakangan, wilayah Sibolga, Tapanuli Tengah, dan kabupaten-kota sekitar di Provinsi Sumatera Utara diterjang bencana banjir bandang dan tanah longsor. Ribuan rumah rusak, banyak jalan dan akses darat putus, listrik dan komunikasi sempat terputus, meninggalkan masyarakat dalam kondisi darurat. 

Gelombang solidaritas untuk penanganan pascabencana di Sumatera Utara terus berdatangan, kali ini sorotan tertuju pada aksi kemanusiaan yang terwujud dalam Bantuan Banjir Sibolga dan Tapanuli Tengah, Tapsel dan Taput.

Kepedulian luar biasa ini diinisiasi oleh tiga sosok wanita tangguh berdarah Batak yang meskipun tinggal berjauhan di berbagai belahan dunia, hati mereka tetap terpaut pada kampung halaman yang sedang dilanda musibah.

Ketiga tokoh inspiratif pegiat media sosial tersebut adalah Serli Napitu yang kini menetap di London (Inggris), Dina Silalahi yang dikenal sebagai pejuang kanker dan bermukim di Malaysia, serta Sarma Hutajulu, seorang advokat ternama yang berdomisili di Medan.

Kolaborasi ketiga wanita ini berhasil menggalang kekuatan logistik dan finansial yang masif melalui media sosial (platform IG, FB, TikTok) untuk membantu meringankan beban ribuan warga yang terdampak bencana banjir bandang dahsyat baru-baru ini.

Tiga wanita ini selalu aktif dalam kegiatan sosial  dan sering membantu orang yang tidak mampu. Saat Bencana banjir bandang di Sibolga Serli Napitu, Dina Silalahi, Sarma Hutajulu dan Tim relawannya  pun langsung Mengirim 10 ton beras, ratusan pakaian, selimut 2 ribu lembar. Selain barang dana juga terkumpul hingga Rp 2 milliar.

Bantuan itu dikordinasikan melalui tim relawan di posko GOR Sibolga. Serta diterima langsung oleh Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, untuk disalurkan keseluruh 20 kecamatan. Bantuan ini merupakan bagian dari upaya kolektif dari Serli Napitu, Dina Silalahi ,Sarma Hutajulu dan para donatur untuk meringankan beban warga yang mengalami  kesulitan pasca bencana, di mana banyak kehabisan stok makanan dan banyak rumah warga  yang rusak. 

Bantuan tersebut dilaporkan telah diterima langsung oleh pihak pemerintah daerah setempat, termasuk Bupati Tapteng. Serli Napitu dan Dian Br Silalahi (juga disebut Dina Silalahi dalam beberapa postingan) telah aktif menggalang dana dan bantuan logistik untuk korban banjir dan tanah longsor di Tapanuli Tengah (Tapteng) baru-baru ini.

Rincian Mengenai Upaya Mereka

Penggalangan Donasi: Mereka membuka posko bantuan dan saluran donasi untuk bantuan logistik serta dana darurat. Salah satu saluran donasi adalah melalui rekening Bank Mandiri atas nama Sarma Hutajulu, SH.

Jenis Bantuan: Bantuan yang disalurkan meliputi pembukaan dapur umum, penyediaan logistik, dan pengiriman beras dalam jumlah besar (sekitar 10 ton) ke lokasi terdampak.

Lokasi Posko: Posko bantuan untuk wilayah Bekasi dan sekitarnya berlokasi di Perumahan Taman Narogong Indah, Rawalumbu, Kota Bekasi. Juga Posko di Kota Pamatangsiantar.

Transparansi: Serli Napitu secara rutin membagikan pembaruan dan rekapitulasi pengeluaran dana kepada para donatur melalui halaman Facebook-nya.

Status Dana: Dilaporkan bahwa dana yang terkumpul telah mencapai sekitar 2 Miliaran Rupiah, menunjukkan respons yang besar dari masyarakat terhadap seruan bantuan mereka.

Tim Relawan: Upaya ini melibatkan tim relawan yang bekerja di lapangan untuk memastikan bantuan disalurkan ke lokasi yang paling membutuhkan, termasuk desa-desa di Kecamatan Tukka seperti Hutanabolon dan Sipange. 

Mereka menekankan bahwa bantuan jangka panjang akan dibutuhkan dan berharap perhatian terhadap korban banjir tidak padam setelah pemberitaan media berkurang. Informasi lebih lanjut dan pembaruan dapat dilihat melalui halaman Facebook Serli Napitu Production. 

Menurut data terkini, korban tewas dan hilang terus bertambah, dan ribuan warga mengungsi atau terisolasi. Krisis ini tidak hanya soal rumah dan harta, tapi juga kehilangan harapan, keamanan, dan masa depan bagi banyak keluarga. Anak-anak kehilangan sekolah, orang tua kehilangan penghasilan, dan banyak yang kini bergantung pada bantuan dari luar.

Berdasarkan data Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) pada Senin (1/12/2025) pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia meningkat menjadi 604 orang.

Angka tersebut mencakup tiga provinsi terdampak, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Sementara 464 orang lainnya masih hilang.

Dalam laporan itu, tercatat korban meninggal di Sumatera Utara mencapai 283 jiwa, Sumatera Barat 165 jiwa, dan Aceh 156 jiwa. Angka ini menunjukkan tingkat keparahan bencana yang masih terus dalam proses penanganan.

Srikandi Batak Galang Kekuatan Global

Aksi nyata ini membuktikan bahwa jarak geografis bukan penghalang untuk berbagi kasih, di mana Bantuan Banjir Sibolga ini menjadi bukti konkret kepedulian diaspora Batak.

Serli Napitu, yang dikenal sebagai pencipta lagu ini, bersama Dina Silalahi dan Sarma Hutajulu memang dikenal selalu aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kerap membantu masyarakat prasejahtera.

Respons cepat mereka terhadap bencana banjir bandang di kawasan Sibolga dan Tapanuli Tengah patut diteladani semua pihak, karena langsung menyentuh kebutuhan pokok para penyintas.

Melalui jaringan relawan yang solid, mereka berhasil mengumpulkan dan mengirimkan bantuan dalam jumlah yang sangat signifikan untuk segera didistribusikan.

Rincian Bantuan Logistik dan Dana

Berdasarkan data yang dihimpun dari posko lapangan pada Selasa, 2 Desember 2025, total bantuan yang disalurkan mencakup kebutuhan pangan, sandang, dan papan darurat.

Bantuan tersebut tidak hanya sekadar formalitas, melainkan dalam jumlah besar yang diproyeksikan mampu menopang kebutuhan warga dalam masa pemulihan darurat ini.

Berikut adalah rincian bantuan yang telah tiba dan didata oleh tim relawan:

- Beras sebanyak 10 ton untuk menjamin ketersediaan pangan pokok.

- Ratusan paket pakaian layak pakai untuk warga yang kehilangan harta benda.

- Selimut sebanyak 2.000 lembar untuk menghangatkan pengungsi di malam hari.

- Dana tunai yang terkumpul mencapai angka fantastis yakni Rp 2 miliar.

Seluruh bantuan fisik dan dana tersebut dikoordinasikan secara terpusat melalui tim relawan yang bermarkas di posko Gedung Olahraga (GOR) Sibolga untuk memudahkan manajemen stok.

Penyaluran ke 20 Kecamatan Terdampak

Kehadiran Bantuan Banjir Sibolga ini disambut baik oleh pemerintah daerah setempat yang saat ini sedang berjibaku memulihkan infrastruktur dan kehidupan masyarakat.

Bantuan tersebut dilaporkan telah diterima secara langsung oleh Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, selaku pimpinan daerah yang bertanggung jawab atas penanggulangan bencana di wilayah tersebut.

Dalam keterangannya, bantuan ini dinilai sangat krusial mengingat banyak warga yang kehabisan stok makanan dan kondisi rumah yang rusak parah akibat terjangan air bah.

Masinton Pasaribu memastikan bahwa amanah dari Serli Napitu, Dina Silalahi, Sarma Hutajulu, dan para donatur lainnya akan segera disalurkan secara merata.

Target distribusi bantuan ini akan menjangkau masyarakat yang tersebar di 20 kecamatan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dan sekitarnya yang terdampak langsung.

Upaya kolektif ini diharapkan dapat menjadi pemantik semangat bangkit bagi warga dan menjadi contoh teladan bahwa gotong royong adalah kunci utama dalam menghadapi setiap cobaan bencana alam.

Solidaritas Kemanusiaan Para Perantau dan Aktivis Batak

Dalam situasi seperti ini, kehadiran rasa solidaritas, kemanusiaan, dan gotong royong menjadi lebih penting dari sebelumnya. Di tengah derita, muncul sosok-sosok yang tak takut jauh dari kampung halaman, tetapi tetap peduli, merajut harapan lewat aksi nyata. 

Di antaranya,  Serli Napitu dan Dina Br Silalahi. Siapa mereka dan kenapa kita perlu tahu. Serli Napitu  disebut dalam media sebagai musisi asal Tanah Batak yang kini berdomisili di London, Inggris. Baru-baru ini ia tergerak menggalang aksi solidaritas bersama timnya untuk membantu korban banjir-bandang dan longsor di Sumut. 

Menurut laporan media, Serli dan timnya berhasil mengirimkan bantuan besar termasuk 10 ton beras ke posko di Sibolga. 

Meski jauh dari kampung halaman, kepeduliannya terhadap sesama seakan membuktikan bahwa rasa Batak itu tidak mengenal benua, hanya kemanusiaan.

Dina Br Silalahi, meskipun jejak media tentangnya lebih sedikit, nama Dina Silalahi muncul di sejumlah postingan dan laporan relawan sebagai salah satu aktifis-relawan yang sigap merespons bencana.

Bersama tim relawannya, ia membantu menggalang donasi, logistik, dan distribusi bantuan bagi korban. Berdasarkan informasi komunitas serta pemberitaan lokal sela-posting-agen relawan, meskipun belum banyak muatan liputan media besar.

Kedua nama ini bersama relawan lain seperti advokat dan masyarakat di Medan menunjukkan bahwa saat kampung halamanku porak-poranda, saudara kita di perantauan pun bangkit. Mereka membuktikan bahwa empati dan aksi nyata bisa datang dari mana saja.


Bantuan Nyata

Tim Serli Napitu telah mengirim 10 ton beras untuk korban banjir di Sibolga. Mereka menempuh perjalanan malam menuju titik-titik warga yang membutuhkan bantuan. Bantuan tidak hanya beras, tapi juga ada pakaian, makanan kemasan, obat-obatan, sandang. 

Tidak hanya beras, bantuan logistik dan donasi juga dilaporkan telah terkumpul hingga miliaran rupiah, serta ratusan pakaian, selimut, dan kebutuhan dasar untuk pengungsi. Berdasarkan sejumlah laporan komunitas lewat media sosial.

Distribusi dilakukan lewat posko relawan di lokasi strategis di Sibolga dan Tapanuli Tengah, bersama koordinasi dengan pemerintah daerah agar bantuan bisa tersebar merata. Sesuai dengan laporan distribusi bantuan di berbagai media sosial.

Aksi-aksi ini bukan sekadar “bantuan sekali kirim”, melainkan bentuk solidaritas jangka panjang, agar saudara-saudara kita bisa bangkit dan membangun kembali kehidupan mereka.

Setiap bantuan, sekecil apapun, bisa berarti dunia bagi mereka yang kehilangan segalanya. Banyak keluarga saat ini menghitung hari, mereka butuh makanan, air bersih, selimut, pakaian, obat-obatan, dan tempat berteduh.

Bencana ini bukan saatnya untuk acuh, ketika akses terputus dan pemerintah kesulitan menjangkau semua titik, aksi relawan dan masyarakat peduli jadi sangat penting.

Kita semua punya tanggung jawab kemanusiaan, bukan hanya sebagai sesama manusia, tapi sebagai saudara sebangsa dan setanah air, terutama sesama anak Batak - Sumut.

Meski bukan di lapangan, kamu bisa salurkan donasi lewat posko relawan tepercaya, kalau kamu yakin dengan kredibilitas mereka. Bagikan berita, info, link donasi ke teman, keluarga, komunitas sekolah-sekolahmu. Semakin banyak orang tahu, semakin besar dampaknya.

Setelah banjir reda, banyak kebutuhan jangka panjang seperti pemulihan rumah, psikososial, sekolah anak, bantu logistik kembali. Doa dan Perhatian, bencana menghancurkan infrastruktur, tetapi belas kasih dan doa bisa memberi harapan.

Persaudaraan Masih Hidup

Di tengah musibah ini, muncul harapan dari hati-hati peduli dari perantau di London sampai relawan di Medan, dari komunitas di Batam sampai saudara-saudara di desa-desa Tapanuli. Mereka membuktikan bahwa kemanusiaan dan solidaritas jauh lebih berharga daripada jarak geografis.

Jika kamu sedang membaca ini, mungkin kamu jauh dari lokasi terdampak. Tapi ketahuilah, satu tanganmu yang merentang bisa membantu meraih tangan mereka yang jatuh. Satu suara kamu yang bersuara bisa menjadi gema solidaritas yang menjangkau pelosok. Mari bersama-sama bantu mereka bangkit. Bantu mereka berharap lagi. 

Solidaritas Komunitas

Sementara Komunitas Batak Toba Nahumaliang di Kota Batam juga menginisiasi gerakan donasi “Peduli Tapanuli” untuk korban banjir bandang dan longsor di Tapanuli dan wilayah terdampak di Sumut. 

Gerakan penggalangan dana dari Batam ini dilakukan spontan sejak Rabu, 26 November 2025. Mereka membuka rekening donasi resmi di BRI: 033101003009307 atas nama Batak Toba Nahumaliang. 

Dalam pernyataannya, Ketua/Wakil Ketua komunitas menyatakan bahwa mereka terbuka terhadap sumbangan “seberapa pun nilainya”, dan rencana penyaluran bantuan bisa langsung ke lokasi bencana atau melalui aparat setempat (bupati/wali kota) tergantung situasinya di lapangan. 

Banyak wilayah terdampak di kabupaten/kota seperti di kawasan Tapanuli, termasuk daerah-daerah yang disebut dalam penggalangan dana oleh komunitas Batak (misalnya Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Humbang Hasudutan, Sibolga, Mandailing Natal). 

Media menyebut aksi sebagai “komunitas perantau Batak di Batam” atau “Batak Toba Nahumaliang”  bukan organisasi dengan nama “Relawan Etnis Batak Peduli”. 

Karena sifatnya spontan dan komunitas, data publik berupa laporan resmi (misalnya daftar relawan, struktur organisasi, jumlah relawan, posko tetap) relatif terbatas.

Pantau media lokal Batam dan Sumut, khususnya pemberitaan komunitas Batak, Batak Toba Nahumaliang, atau kata kunci “Peduli Tapanuli”.

Cek media sosial komunitas Batak di Batam, sering gerakan seperti ini diumumkan lewat surel, WhatsApp, atau platform media sosial sebelum jadi berita.

Bencana telah menyebabkan pengungsi dan kerusakan infrastruktur parah di berbagai kabupaten, menunjukkan kebutuhan bantuan darurat sangat mendesak. 

TikTokers Peduli

Solidaritas peduli korban banjir dan longsor di Tapanuli, juga mengalir dari TikTokers Batak, seperti @Polda Sitanggang, @Pagar Debata, @Sinaga-aja 02, @Enjel Silaban, @Mak Tenet, @Amang Boru Teh Pucuk. 

Mereka menggalang donasi lewat Live TikTok dan berhasil mengumpulkan donasi puluhan juga masing-masing TikTokers tersebut. Kini mereka telah membelanjakan donasi tersebut dan telah disalurkan kepada para korban di Tapteng, Tasel dan Taput. 

Aksi solidaritas TikTokers ini mendapat apresiasi dari warganet. Pasalnya jiwa kepedulian sesama dan solidaritas mereka bukan hanya di live tiktok semata, namun juga aksi nyata kepada korban banjir dan longsor di Tapanuli Raya. (S24-Berbagaisumer-AsenkLeeSaragih)