Suasana di garis start pada uji
coba atau Soft Launching lomba balap
sepeda gunung (mountain fun bike/MFB) di kawasan Harapan
Rainforest, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, Senin, 1 Mei
2017. (Foto : PJN/RSM]
(Pesonajambi.net – Jambi) – Kawasan pelestarian hutan, Harapan Rainforest (Hutan Harapan) yang
berada di wilayah Kabupaten Batanghari, Sarolangun, Provinsi Jambi dan
Musibanyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kini dikembangkan menjadi destinasi
ekowisata (wisata lingkungan).
Salah
satu terobosan yang dilakukan membangkitkan
ekowisata di kawasan Harapan Rainforest yang sejak 2007
dikelola PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki), yaitu membuka trek atau
lintasan sepeda gunung (Mountain Fun Bike) di kawasan hutan dataran rendah
tersebut.
Pembukaan
trek sepeda gunung di kawasan Harapan
Rainforest itu ternyata menarik minat beberapa negara luar yang peduli
terhadap kelestarian Harapan Rainforest. Salah satu di antaranya, negara Denmark.
Untuk
mengangkat pamor ekowisata Harapan
Rainforest, Kedutaan Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia menggelar lomba
balap sepeda gunung di kawasan Harapan
Rainforest. Lomba balap sepeda gunung bertaraf internasional tersebut
diselenggarakan mulai Minggu, 1 Oktober 2017.
Menteri Menteri Kerja Sama
Pembangunan Denmark, Ulla Tørnæs (depan tiga dari kiri) dan Duta Besar Denmark
untuk Indonesia, Casper Klynge (depan lima dari kiri) ketika hendak mencoba
trek atau jalur lintasan pada uji coba atau Soft
Launching lomba balap sepeda gunung di kawasan Harapan Rainforest, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari,
Jambi, Senin, 1 Mei 2017. (Foto : PJN/RSM)
Kelas Dunia
Direktur Operasional PT Restorasi
Ekosistem Indonesia (Reki), Lisman
Sumardjani didampingi Manajer Komunikasi PT Reki, Joni Rizal di Jambi, Sabtu (23/9/2017)
menjelaskan, lomba balap sepeda bertajuk “Tumble in the Jungle” berkelas dunia tersebut diperkirakan akan
diikuti 100 orang pembalap sepeda gunung. Mereka berasal dari Denmark, Inggris,
Malaysia, Singapura, Indonesia dan negara lainnya.
Even lomba balap sepeda gunung
tersebut, kata Lisman, merupakan lomba balap sepeda gunung pertama di kawasan
restorasi ekosistem hutan tropis dataran
rendah Indonesia. Trek sudah disiapkan sepanjang sekitar 30 kilometer (Km) di
dalam kawasan Harapan Rainforest
yang atraktif dengan beragam tantangan, seperti pendakian, penuruan, dan
lumpur.
“Peserta akan menghabiskan masa
tiga hari di dalam hutan dataran rendah yang kaya akan keanekaragaman hayatinya
ini. Mengingat lokasi balapan yang jauh dari kota, peserta dibatasi hanya 100
orang,”katanya.
Dijelaskan, total hadiah yang
diperebutkan pada lomba balap sepeda gunung tersebut mencapai Rp 70 juta.
Pendaftaran lomba balap sepeda gunung tersebut dibuka secara online melalui
website www.mtb-hutanharapan.id atau melalui link yang terdapat di www.hutanharapan.id. Pendaftaran ditutup
begitu mencapai batas jumlah peserta. Biaya pendaftaran sudah termasuk
akomodasi dan transportasi dari Kota Jambi ke lokasi.
Uji coba atau Soft Launching trek atau jalur lintasan lomba
balap sepeda gunung internasional langsung dilakukan Menteri Menteri Kerja Sama
Pembangunan Denmark, Ulla Tørnæs (depan) dan Duta Bear Denmark untuk Indonesia,
Casper Klynge (tengah) di kawasan Harapan
Rainforest, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, Senin, 1 Mei
2017. (Foto : PJN/RSM)
Sudah Siap
Menurut Lisman Sumardjono, Manajemen
PT Reki memastikan sudah siap menggelar event wisata dan olahraga langka di
kawasan hutan tersebut. Penggemar sepeda gunung dalam dan luar negeri juga
diperkiraka bakal antusias mengikuti lomba balap sepeda gunung di tengah hutan
tersebut.
“Trek sudah kita siapkan
sepanjang 8 kilometer dengan 3 laps. Ssehingga total lintasan mencapai 27
kilometer. Fasilitas penginapan di kawasan camping ground juga sudah siap,”ujarnya.
Dikatakan, Soft launching (uji
coba) Tumble in the Jungle tersebut juga sudah dilakukan di Harapan
Rainforest Senin, 1 Mei 2017. Launching
dilakukan oleh Menteri Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Ulla Tørnæs dan
Dubes Denmark kala itu, Casper Klynge. Keduanya sempat mencoba trek pendek
bersama 30 pesepeda lokal Jambi.
Kerajaan Inggris memiliki
kepedulian yang sangat besar terhadap pelestarian Hutan Harapan (Harapan Rainforest) di Jambi dan
Sumatera Selatan. Kerajaan Inggris termasuk donor utama pelestarian hutan
dataran rendah dan tropis tersebut. Pangeran Charles menanam pohon ketika
mengunjungi Harapan Rainforest di Bajubang, Batanghari, Jambi, 2 November 2008.
(Foto : PJN/RSM)
Promosi Ekowisata
Menurut Lisman Sumardjani, lomba
balap sepeda gunung internasional Harapan Rainforest
atau Tour de Harapan Rainforest
tersebut digelar untuk mempromosikan program pemulihan ekosistem hutan dataran
rendah Sumatera serta mendukung kegiatan sepeda gunung dan pengembangan wisata
alam. Selain itu, lomba balap sepeda gunung tersebut juga dimaksudkan untuk kecintaan
terhadap alam dan mempromosi budaya dan wisata daerah.
Lomba balap sepeda gunung
tersebut, tambah Lisman dilaksanakan atas kera sama Dubes Denmark di Indonesia dengan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta pemerintah daerah. Tujuannya
melestarikan Harapan Rainforest sekaligus menjadikan hutan harapan itu menjadi destinasi
baru ekowisata Jambi.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pariwisata Provinsi Jambi, Ujang Hariadi menyatakan, lomba balap sepeda gunung
bertaraf internasional di kawasan Harapan Rainforest
tersebut perlu didukung dan dipromosikan karena mampu mendatangkan wisatawan
mancanegara serta membangun pengembangan ekowisata di Jambi.
Alam
nan asri Hutan Harapan (Harapan Rainforest) di Bajubang, Kabupaten
Batanghari, Jambi semakin terancam usaha industri kehutanan dan
perkebunan kelapa sawit. Hutan dataran rendah tersebut perlu
dilestarikan untuk tempat hidup flora dan fauna khas Sumatera sekaligus menjadi paru-paru dunia. (Foto : PJN/RSM)
Semakin Lestari
Lisman Sumardjani mengatakan, Pemerintah
Indonesia terus berupaya agar Harapan
Rainforest semakin lestari karena kawasan hutan tersebut mrupakan benteng
terakhir penyelamatan hutan dataran rendah dan hutan tropis di Sumatera.
Untuk itu, Pemerintah RI
mengelurakan kebijakan restorasi ekosistem di hutan produksi secara resmi melalui Sutat
Keputrsan (SK) Menteri Kehutanan No 159/Menhut-II/2004. Kemudian tahun 2005,
untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menetapkan 100.000 hektare (ha) hutan dataran rendah di Sumatera Selatan dan
Jambi menjadi kawasan restorasi ekosistem.
Kebijakan restorasi ekosistem
tersebut diambil karena ada kekhawatiran akan hilangnya hutan alam di kawasan
hutan produksi, rentannya pengelolaan kawasan hak pengusahaan hutan (HPH), dan
perubahan hutan alam menjadi peruntukan lainnya.
Berdasarkan SK Menhut No
293/Menhut-II/2007, ditetapkan kawasan hutan restorasi ekosistem sekitar 52.170
ha di Kabupaten Musibanyuasin, Sumatera Selatan. Sedangkan berdasarkan SK
Menhut No 327/Menhut-II/2010), ditetapkan sekitar 98.555 ha kawasan hutan
restorasi ekosistem di wilayah Kabupaten Batanghari dan Sarolangun, Jambi.
Ditambahkan, Kawasan hutan
restorasi ekosistem yang kini terus dilestarikan merupakan bagian dari 500 ha
sisa hutan dataran rendah di Sumatera. Sebanyak
20 % atau 100.000 ha hutan tersebut berada di Jambi dan Sumatera Selatan.
Sebelumnya atau tahun 1900, luas hutan dataran rendah dan tropis di Sumatera
mencapai 16 juta ha. (PJN/RSM)
Posting Komentar