Foto (Matra/Istimewa) |
(Matra, Saribudolok)-Bersabar dalam kegelisahan dan keresahan, itulah yang dirasakan warga Dusun Siturituri, Nagori Sibangun Mariah, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Pasalnya keluhan mereka terhadap jalan utama yang menghubungkan ibukota kecamatan Seribudolok ke Siturituri rusaknya semakin parah berpuluh tahun.
Hingga kini pasalnya jalan yang merupakan akses ekonomi utama warga sudah lebih dari 10 tahun tidak pernah diperbaiki sehingga menghambat warga dalam beraktivitas, khususnya dalam memasarkan hasil pertanian mereka.
Kondisi jalan rusak parah ini membuat dampak buruk terhadap banyak aspek kehidupan warga dalam menjalankan aktivitasnya. Warga situri-turi yang mayoritas adalah petani mengalami kesulitan selama puluhan tahun dalam hal distribusi kegiatan pertanian dari hulu sampai hilir.
Kondisi ini diutarakan oleh Gamot (Kepala Dusun) Siturituri, Uli Anton Girsang kepada Medialintassumatera, Rabu (14/4/2021). Menurutnya, kini mereka kesulitan mengangkut pupuk-pupuk dan obat-obatan. Bahkan semakin sulit dan bertambahnya biaya distribusi sampai pada panen.
“Kami tetap merasakan dampak nyata dari kondisi jalan yang sudah puluhan tahun dikeluhkan. Hal inilah yang membuat perekonomian warga semakin melemah. Karena memang kondisi perekonomian warga di Dusun Siturituri menengah kebawah,” ujar Uli Anton Girsang.
“Dalam aspek pendidikan, anak-anak sekolah mengeluh pada orang tuanya untuk berangkat ke sekolah. Terutama saat musim hujan datang karena selalu melintasi jalan berkubang. Begitu juga dalam aspek kesehatan dengan kondisi jalan yang rusak ini, menambah beban bagi warga yang mengalami sakit. Karena rumah sakit terdekat hanya ada di Seribudolok sehingga dalam pengobatan akan selalu melewati jalan yang rusak, dan masih banyak dampak yang buruk yang diakibatkan jalan rusak ini,” jelas Uli Anton Girsang.
Keluhan yang sama juga diuatarakan seorang tokoh pemuda Dusun Siturituri yang bernama Jhody Girsang. Katanya, soal jalan yang rusak ini, mereka sudah 10 tahun merasakan jalan rusak dan sama sekali tidak ada pengaspalan dan sama sekali tidak pernah ada sentuhan dari pemerintah.
“Kami juga pemuda sangat ingin memberikan perubahan di kampung ini. Bahkan beberapa kali kami berdiskusi dengan anggota dewan yang merupakan dari dapil ini namun tak kunjung suara kami di dengar dan diperjuangkan,” kata Jhody Girsang.
“Dengan tidak berharap lebih kepada anggota dewan tersebut, kami pun mencari swadaya masyarakat untuk menutup jalan berlobang yang sudah dalam. Hal ini kami lakukan dengan tujuan membantu warga dalam melakukan aktivitasya sehari-hari karena kondisi jalan ini sangat memprihatinkan. Jalan ini di musim hujan berubah seperti sungai buatan. Pemuda kampung kami juga sudah sering mengupload dokumentasi di media sosial milik mereka, tapi tak kunjung ada respon dari pemerintah,” keluhnya.
Menurut Jhody Girsang, jalan yang rusak ini terletak di Siturituri yang dilintasi oleh 3 dusun lainnya dimana aktivitas semua dusun ini tidak bisa dihindarkan dari jalan Siturituri yaitu, Bangun Saribu, Jandi Mariah, dan Hutatinggir.
“Kondisi jalan rusak yang terdapat di Siturituri ini kurang lebih sepanjang 1 KM. Apabila dilihat dari jumlah penduduk yang terdampak yang diakibatkan jalan rusak ini ada sekitar kurang lebih 2000an jiwa. Semua warga berharap ini segera diperhatikan dan diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun,” kata Jhody Girsang.
Terpisah, aktivis mahasiswa Simalungun asal Siturituri, Wira Dhani Damanik kepada Medialintassumatera, Rabu (14/4/2021) petang mengatakan, keluhan warga Dusun Siturituri terhadap kondisi jalan rusak selama belasan tahun itu sudah cukup lama.
Menurutnya, akses menuju Dusun Siturituri dari ibukota kecamatan Saribudolok tidaklah begitu jauh. Namun perhatian Pemkab Simalungun terhadap kondisi jalan ini nyaris tak ada. Kini warga meminta Pemkab Simalungun segera membangun jalan tersebut karena merupakan jalan utama menuju dusun lainnya yang merupakan akses pertanian di Kecamatan Saribudolok, Kabupaten Simalungun.
“Kita berharap kepada Bupati Simalungun yang baru, Radiapoh Hasiholan Sinaga yang akan segera dilantik bulan April 2021 ini dapat mendengar keluhan warga Siturituri soal kerusakan jalan itu selama bertahun-tahun. Karena dalam program 100 hari Pak Bupati Simalungun yang baru adalah menangani akses jalan yang kerusakannya cukup parah, khususnya daerah pertanian,” ujar Wira Dhani Damanik. (Matra/Asenk Lee Saragih)
Posting Komentar