. Menteri Kelautan dan Perikanan : Budidaya Perikanan Berpotensi Bangkitkan Ekonomi Masyarakat Jambi

Menteri Kelautan dan Perikanan : Budidaya Perikanan Berpotensi Bangkitkan Ekonomi Masyarakat Jambi

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono (kiri) melepas pengiriman hasil panen ikan patin di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar dan Launching Pusat Patin Nasional (Pustina), Desa Sungaigelam, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Jumat (23/4/2021). (Foto : Matra/KominfoJambi)

(Matra, Jambi) – Budidaya perikanan air tawar memiliki potensi besar membangkitkan perekonomian masyarakat Jambi di tengah pandemi Covid-19 karena Jambi memiliki areal budi daya perikanan yang cukup luas. Potensi budidaya perikanan air tawar Jambi tersebar di Sungai Batanghari, Danau Kerinci, kolam dan tambak. Melihat potensi tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pengembangan budidaya perikan air tawar di Provinsi Jambi.

“Kami mendorong Provinsi Jambi mengembangkan potensi budidaya ikan berbasis kearifan lokal yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.  Salah satu potensi perikanan tersebut, yakni pengembangan budaya ikan patin melalui usaha kolam, keramba jaring apung di Sungai Batanghari dan danau,”kata  Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono ketika mengunjungi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungaigelam dan Launching Pusat Patin Nasional (Pustina), Desa Sungaigelam, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Jumat (23/4/2021). Turut mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Asisten II Setda Provinsi Jambi, Agus Sunaryo.

Sakti Wahyu Trenggono pada kesempatan tersebut mengatakan, pihak KKP telah menetapkan tiga prioritas pengembangan perikanan sebagai terobosan Tahun 2021-2024. Pertama, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan. Kedua, pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor. Ketiga, pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Dikatakan, pengembangan ikan patin melalui program Putisna di Sungaigelm, Muarojambi memiliki banyak keunggulan. Keunggulan tersebut, antara lain ketahanan terhadap lingkungan dan penyakit. Kemudian ikan patin juga juga memiliki kelangsungan hidup yang baik dan pertumbuhan yang lebih cepat.

Selain itu, budidaya ikan patin juga memiliki efisiensi terhadap penggunaan pakan. Pembuktiannya dilakukan melalui uji multilokasi dan uji tantang dibandingkan dengan jenis ikan patin lainnya.

“Uji banding multilokasi di tahap pembesaran juga sudah dilakukan di BPBAT Sungaigelam, kawasan Kolam Tadah Hujan Kecamatan Kumpeh, KJA di Sungai Batanghari dan Bogor, Jawa Barat,”ujarnya.

Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, BPBAT Sungaigelam sejak tahun 2008 ditunjuk sebagai koordinator Pusat Pengembangan Ikan Patin Nasional (Pustina)  untuk menghasilkan induk dan benih unggul ikan patin Siam yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Sejak tahun 2009, BPBAT Sungaigelam sudah mengumpulkan benih patin Siam dari berbagai daerah di Indonesia, Kamboja dan Vietnam. Kegiatan seleksi tersebut sejalan dengan kegiatan produksi untuk mendapatan induk patin yang lebih unggul lagi ke depan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Provinsi Jambi, Temawisman, SPi (dua dari kiri) pada sosialisasi hasil pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi Jambi di Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/DinasKPJambi)

Target Produksi

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, Temawisman, SPi pada kesempatan tersebut mengatakan, Provinsi Jambi menargetkan produksi ikan pada tahun 2021 hingga 111.000 ton. Target produksi tersebut berasal dari produksi perikanan tangkap, perairan umum dan budidaya.

Target produksi perikanan Jambi tersebut tersebut naik dari produksi ikan Jambi tahun 2020 sekitar 105.900 ton. Target produksi ikan untuk perairan umum seperti produksi ikan di Danau Kerinci, Danau Sipin dan perairan umum lainnya di Jambi sekitar 8.400 ton.
Temawisman, panemi Covid-19 tidak terlalu memengaruhi produksi ikan di Jambi. Tetapi pemasaran perikanan cukup terdampak. Sebelum pandemi Covid-19, pernjualan ikan di pasar tradisional di Jambi mencapai 10 ton - 11 ton/hari. Tetapi sekarang penjualan  ikan di Jambi turun menjadi 4 ton - 4,5 ton/hari.

 "Untuk membantu pemasaran ikan produksi budidaya di Jambi saat ini, kami memberikan bantuan dengan memfasilitasi pengiriman ikan ke pasar-pasar tradisional dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak dibidang pengolahan ikan. Misalnya UMKM pembuatan mpek-mpek, kerupuk ikan dan produk makanan lainnya yang berbahan baku ikan,”katanya.

Dijelaskan, UMKM di Jambi tedak seluruhnya juga mampu menampung banyak produk ikan karena pemasaran produk olahan mereka turut terdampak pandemi Covid-19. Namun demikin UMKM di Jambi masih mampu memproduksi produk olahan ikan untuk memenuhi permintaan pasar swalayan di Jambi. (Matra/AdeSM)


Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama