. Kasus Covid-19 Melandai, Seniman Jambi Gelar Festival Seni Tradisional dan Pameran Lukisan

Kasus Covid-19 Melandai, Seniman Jambi Gelar Festival Seni Tradisional dan Pameran Lukisan

Gubernur Jambi, H Al Haris (kanan) menyerahkan sertifikat karya seni kepada seorang seniman Jambi pada Pekan Festival Seni Tradisi se-Provinsi Jambi di Taman Budaya Jambi Sungai Kambang, Kota Jambi, Kamis (23/9/2021) malam. (Foto : Matra/KominfoJambi)

(Matra, Jambi) – Kegiatan para seniman Jambi yang vakum akibat pandemi Covid-19 lebih satu tahun terakhir kini mulai bangkit kembali. Melandainya kasus Covid-19 di Provinsi Jambi dua pekan terakhir membuat para pelukis Jambi mulai berani menggelar pameran seni lukis dan pertunjukan seni tradisi.

Pameran seni lukis tersebut digelar pada Pekan Festival Seni Tradisi se-Provinsi Jambi di Taman Budaya Jambi, Sei Kambang, Telanaipura, Kota Jambi, Kamis (23/9/2021) malam. Pekan festival seni yang diikuti para seniman dari 11 kabupaten/kota di Jambi tersebut dibuka Gubernur Jambi, H Al Haris. Pada kesempatan tersebut Al Haris memberikan penghargaan dan sertifikat hak cipta kepada sejumlah seniman Jambi.  

Al Haris mengatakan, selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia mulai Maret 2020 hingga saat ini, para seniman Jambi tidak leluasa melaksanakan kegiatan mereka, khususnya kegiatan pameran seni lukis dan pementasan seni panggung. Namun setelah pandemi Covid-19 di Jambi mulai menunjukkan tanda-tanda reda dan tidak ada lagi daerah di Jambi berstatus zona merah (risiko tinggi) dan zona oranye (risiko sedang) penularan Covid-19, kegiatan berkesenian mulai bergairah kembali.

Al Haris bersyukur, sebanyak 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi kini sudah turun status menjadi zona kuning (risiko rendah) penularan Covid-19. Kegiatan ekonomi dan sosial kemasyarakatan juga sudah mulai membaik seiring melandainya kasus Covid-19 dan meningkatnya jumlah warga yang divaksinasi. Karena itu saat ini para seniman sudah bisa menyelenggarakan acara.

“Tetapi kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan dan hadirin tidak bisa melebihi 50 % dari kapasitas ruangan,”katanya.

Menurut Al Haris, kegiatan kesenian dan kebudayaan di Jambi harus tetap dikembangkan dan para seniman harus terus berkarya di tengah pesatnya pembangunan ekonomi. Pengembangan kegiatan berkesenian tersebut dinilai penting karena aset Jambi tidak hanya kebun sawit dan karet. Jambi juga memiliki aset seni – budaya yang kaya. Kekayaan seni – budaya tersebut harus diangkat dan dilestarikan oleh orang orang yang luar biasa, yakni para seniman dan budayawan.

“Provinsi Jambi banyak mempunyai seni dan budaya. Seni itu tidak akan terangkat bila tidak diangkat dengan orang-orang yang luar biasa. Banyak orang yang berilmu belum tentu mempunyai seni. Tetapi kalau orang yang mempunyai seni pasti dia berilmu,”ujarnya.

Dikatakan, seni dan budaya penting dalam kehidupan sehari-hari karena digunakan atau dinikmati orang setiap hari. Ketika orang berkerja sehari – hari, ia menggunakan seni, Kalau orang pintar saja tidak mempunyai seni dia akan kaku dan tidak fleksibel.

“Jadi seni ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari hari. Baik dalam kontek budaya kita atau keseharian,”tambahnya.

Al Haris mengharapkan, komponen masyarakat di Provinsi Jambi perlu bergerak bersama memngembangkan seni dan budaya di Provinsi Jambi. Untuk mengangkat dan mengembangkan seni budaya daerah, warga masyarakat dan seniman Jambi harus  bersama sama.

“Kita melakukan gerakan Bersama mengembangan dan melestarikan seni – budaya Jambi. Pelaku seni harus juga didukung pemerintah daerah untuk terus berkatya. Mari kita angkat aset seni budaya itu agar ia hidup untuk selama lamanya,”katanya.

Al Haris memberikan apresiasi terhadap para seniman Jambi yang menyelenggarakan Pekan Festival Seni Tradisi dari 11 kabupaten/kota dan Pameran Apresiasi Rekonstruksi 2 Jambi tersebut. Jambi butuh satu gerakan bersama untuk mengembangkan seni dan budaya yang didukung semua komponen.

“Saya sendiri berkomitmen mendukung sepenuhnya upaya-upaya mengangkat prestasi seniman dan budayawan Jambi,”paparnya.

Gubernur Jambi, H Al Haris (tengah) mengamati karya-karya lukis pelukis Jambi pada Pekan Festival Seni Tradisi se-Provinsi Jambi di Taman Budaya Jambi, Sei Kambang, Telanaipura, Kota Jambi, Kamis (23/9/2021) malam. (Foto : Matra/KominfoJambi)

Dikatakan, untuk mengembangkan seni – budaya Jambi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi kini merancang   eks Arena Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-19 di dekat Bandara Sulthan Thaha Syaifuddin Kota Jambi menjadi pusat seni - budaya.

Rumah- rumah adat dari berbagai kabupaten di bekas arena MTQ tersebut akan kita fungsikan. Sebanyak 11 rumah adat kabupaten dan kota di bekas arena MTQ itu akan ditata kembali. Setiap satu bulan sekali, minimal satu daerah kabupaten/kota menyelenggarakan pekan seni budaya dari daerah masing-masing  di bekas arena MTQ tersebut. 

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Dr Sri Purnama Syam pada kesempatan  tersebut mengatakan, Pekan Festival Seni Tradisi dari 11 kabupaten/kota Se-Provinsi Jambi dan Pameran Apresiasi Rekonstruksi 2 tersebut digelar guna menggairahkan kembali kegiatan seni dan budaya Jambi. Festival tersebut juga diharapkan bisa menggairahkan kembali semangat berkarya para seniman Jambi.

”Pameran Apresiasi Rekonstruksi 2 merupakan upaya menangkap, mencari proses, jejak jejak seni rupa di Provinsi Jambi melalui periode karya lintas generasi. Halitu dilakukan dengan memerkan ratusan karya lusik pelukis Jambi,”katanya.

Dijelaskan, pada festival tersebut ditampilkan seni dan budaya kabupaten/kota se-Provinsi Jambi. Pementasan atau pertunjukans eni langsung dinilai langsung tim dewan juri. Pemenang festival akan mengikuti kegiatan serupa di tingkat nasional.

“Kita tahu semua, pada saat ini, kita harus hidup berdampingan dengan Covid – 19. Namun kita harus tetap beraktifitas,tetap menciptakan seni dan berkarya. Namuns emua aktivitas berkesenian tersebut harus tetap mengikuti protocol kesehatan,”katanya. (Matra/Radesman Saragih)

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama