Gubernur Jambi, H Al Haris (dua dari kanan) bersama Kapolda Jambi, Irjen Pol A Rachmad Wibowo (kanan), Kepala BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah (kiri) dan Danrem 042/Gapu Jambi, Brigjen TNI M Zulkifli (dua dari kiri) meninjau luapan Sungai Batanghari, Senin (22/11/2021). (Foto : Matra/HumasPoldaJambi)
(Matra, Jambi) – Banjir yang mengepung sejumlah permukiman warga di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, Kota Jambi sepekan terakhir mulai surut menyusul turunnya luapan Sungai Batanghari. Aktivitas warga di Kota Jambi yang sempat lumpuh akibat banjir kini mulai normal.
Warga Kota Jambi di DAS Batanghari tidak lagi harus menggunakan sampan (ketek) untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Mereka sudah bisa melakukan aktivitas di luar rumah menggunakan kendaraan roda dua dan berjalan kaki karena ruas jalan di permukiman warga yang sempat terendam banjir kini sudah mulai kering.
Pantauan medialintassumatera.com (Matra) di permukiman warga Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, Selasa (23/11/2021) siang, sebagian ruas jalan ke rumah warga yang terendam sepekan terakhir kini sudah kering dan dapat dilalui. Surutnya ganjir tersebut membuat warga sudah mulai melakukan aktivitas di luar rumah tanpa menggunakan sampan (ketek).
Namun sebagian jalan ke rumah warga di Legok, khususnya yang dekat dengan Sungai Batanghari masih terendam, sehingga mereka tetap menggunakan sampan untuk melakukan aktivitas di luar rumah.
Sementara itu pantauan pada alat pengukur debit (ketinggian) sungai Batanghari di Taman Tanggo Rajo “Ancol”, Pasar, Kota Jambi, Selasa (23/11/2021) siang, ketinggian luapan Sungai Batanghari sekitar 12,40 meter. Luapan sungai tersebut turun 1,45 meter dibandingkan kondisi ketinggian luapan sungai itu 13,85 meter Kamis (11/11/2021). Sedangkan kondisi normal debit Sungai Batanghari antara 10 - 11 meter.
Tetap Waspada
Gubernur Jambi, H Al Haris mengimbau seluruh warga masyarakat Jambi yang bermukim di kawasan DAS Batanghari harus tetap waspada banjir akibat luapan Sungai Batanghari. Banjir akibat luapan Sungai Batanghari mulai dari daerah hulu Sungai Batanghari di Kabupaten Merangin hingga daerah hilir, Kota Jambi, Kabupaten Muarojambi dan Tanjungjabung Timur masih berpotensi terjadi.
“Potensi bajir akibat luapan Sungai Batanghari di Jambi masih cukup tinggi hingga Desember nanti karena curah hujan di daerah ini masih relatif tinggi. Selain itu, warga Jambi juga diharapkan tetap waspada tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung menghadapi cuaca ekstrim di Jambi saat ini.
Dikatakan, mengantisipasi bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung hingga Desember nanti, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi bersama Polda Jambi dan Korem 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi sudah melakukan apel siaga bencana hidrometrologi lapangan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jambi, Senin (21/11/2021).
“Pada apel siaga bencana tersebut, kami sudah melihat persiapan antisipasi bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung di Jambi. Berbagai sarana penanggulangan bencana banjir sudah disiapkan, antara lain beberapa unit perahu karet untuk keperluan evakuasi warga. Kemudian seluruh jajaran Polda Jambi, TNI (Korem 042/Gapu Jambi), Badan Penanggulangan bencan daerah (BPBD) dan Basarnas di Jambi juga kini siaga banjir,”katanya.
10 Kapal
Secara terpisah, Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah mengatakan, pihaknya kini meningkatkan antisipasi banjir menyusul semakin tingginya curah hujan di Jambi dan terus meluapnya Sungai Batanghari.
Antisipasi banjir yang dilakukan BPBD Provinsi Jambi antara lain, menyiagakan 10 unit kapal dan beberapa unit perahu karet guna keperluan evakuasi warga yang terdampak banjir. BPBD Jambi menyiapkan tiga unit kapal. Kemudian Basarnas Jambi menyiagakan dua unit kapal dan Polairud Jambi menyiagakan lima unit kapal.
Dikatakan, BPBD Provinsi Jambi juga menyiapkan kendaraan untuk evakuasi warga di darat. Sedangkan mengantisipasi longsor di beberapa daerah di Jambi, BPBD Provinsi Jambi sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi dan kabupaten/kota menyiagakan dua alat berat.
“Mencegah adanya korban jiwa akibat bencana banjir dan longsor, termasuk banjir akibat luapan Sungai Batanghari, kami mengimbau warga masyarakat Jambi yang tinggal di DAS Batanghari atau pinggiran sungai meningkatkan kewaspadaan. Banjir dan longsor bisa saja terjadi tiba-tiba di daerah rawan longsor seperti di Kabupaten Merangin, Sarolagun Kerinci dan Kota Sungaipenuh. Jadi warga harus waspada,”paparnya.
Berdasarkan data medialintassumatera.com, jumlah desa/kelurahan yang rawan banjir dan longsor di sembilan kabupaten dan dua kota di Provinsi Jambi mencapai 363 desa dan 77 kelurahan. Desa dan kelurahan rawan banjir tersebut tersebar di 68 kecamatan.
Sebagian besar desa dan kelurahan rawan banjir tersebut berada di kawasan daerah aliran sungai (DAS) dan dataran rendah. Sedangkan rawan longsor di Jambi terdapat di Kabupaten Sarolangun, Merangin dan Kerinci. (Matra/AdeSM)
Posting Komentar