. Simalungun Kabupaten Unggul di Sumatera Utara, Jadi Sentra Produksi Padi dan Ikon Pariwisata

Simalungun Kabupaten Unggul di Sumatera Utara, Jadi Sentra Produksi Padi dan Ikon Pariwisata

Gubernur Sumut, H Edy Rahmayadi (kiri depan) meninjau stan pameran produk Simalungun pada pra - Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Sumut 2023 Zona Dataran Tinggi di Hotel Niagara, Parapat, Kabupaten Simalungun, Rabu (16/3/2022). (Foto : Matra/KominfoSimalungun). 

(Matra, Parapat) – Kabupaten Simalungun termasuk salah satu kabupaten yang memiliki keunggulan di bidang pertanian dan pariwisata di Sumatera Utara (Sumut). Namun keunggulan potensi pertanian dan pariwisata tersebut belum sepenuhnya bisa dioptimalkan mendongkrak ekonomi rtakyat akibat kerusakan jalan. 

Bupati Simalungun, St Radiapoh Hasiholan Sinaga pada pra - Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Sumut 2023 Zona Dataran Tinggi di Hotel Niagara, Parapat, Kabupaten Simalungun, Rabu (16/3/2022) mengatakan, Simalungun memiliki produksi padi sebanyak 386.858 ton tahun lalu. Selain tanaman padi, Kabupaten Simalungun juga penghasi jeruk manis.
 
Sedangkan di bidang pariwisata, lanjut Radiapoh Hasiholan, Kabupaten Simalungun memiliki potensi wisata Danau Toba. Wisata Danau Toba Simalungun, khususnya Parapat merupakan salah satu ikon pariwisata Sumut. Simalungun juga masih memiliki 18 lokasi wisata  lainnya.

“Kabupaten Simalungun juga memiliki wisata budaya di 89 lokasi, wisata alam di 76 lokasi, wisata agro di 13 lokasi, wisata rekreasi di 8 lokasi dan ground camping dua lokasi,”jelasnya. 

Menurut Radiapoh Hasiholan Sinaga, Kabupaten Simalungun memiliki wilayah 4.372,50 Km, terdiri dari 32 kecamatan, 386 desa/nagori dan 27 Kelurahan dengan jumlah penduduk 1.003.727 jiwa.  Setiap daerah di Simalungun memiliki potensi pertanian yang khas, khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura begitu juga buah-buahan, terutama jeruk manis. 

Perbaikan Jalan

Dikatakan, untuk mengatasi kerusakan jalan, baik jalan provinsi maupun jalan kabupaten, Pemkab Simalungun telah melaksanakan program gerakan Marharoan Bolon (Gotong Royong) membangun Simalungun. Melalui program tersebut, Kabupaten Simalungun mendapat apresiasi rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan pencapaian perbaikannya jalan dengan swadaya masyarakat untuk layak jalan.

“Kita sudah berupaya memperbaiki kerusakan jalan di Simalungun sejak tahun lalu dengan program Marharoan Bolon. Perbaikan jalan dilakukan untuk jalan-jalan protokol guna memperlancar akses transportasi barang dan penumpang. Kami berharap bantuan Pemprov Sumut membantu perbaikan jalan di Simalungun,”katanya.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi pada kesempatan itu mengatakan,, Provinsi Sumut merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Daerah tersebut memiliki jalan terpanjang di Indonesia, yakni sekitar 3.556 Km. 

“Kita harus berpikir kreatif untuk perbaikan jalan yang cukup Panjang ini. Kreativitas tersebut perlu karena anggaran pembangunan infrastruktur di Sumut relative terbatas. Kita tidak cukup memperbaiki kerusakan jalan, tetapi perlu juga meningkatkan kualitas jalan. Dananya harus kita upayakan bersama,”katanya.

Dikatakan, dana yang disiapkan Pemprov Sumut untuk perbaikan jalan berstatus jalan provinsi di Simalungun tahun ini mencapai Rp 208 miliar. Alokasi dana tersebut direncanakan memperbaiki sekitar 37,60 Km ruas jalan provinsi di Simalungun. Sedangkan dana perbaikan dan pembangunan drainase di Simalungun dialokasikan sekitar Rp 2,64 miliar.

Edy Rahmayadi pada kesempatan tersebut mengajak bupati  dan wali kota di Sumut bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu bisa dicapai melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang, khususnya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dan perbaikan jalan.

“Mari kita bicarakan uang rakyat dan tugas kita mensejahterakan rakyat dengan mempedomani peraturan yang telah ditetapkan. Ke depan diharapkan tidak ada lagi bupati dan wali kota yang tersandung kasus hukum,”katanya.

Edy Rahmayadi juga meminta menghentikan persoalan beda agama dan suku. Hal itu penting karena semua pembangunan diutamakan untuk rakyat. Seluruh elemen masyarakat di Sumut juga diminta menghentikan persolan beda agama beda suku.
 
“Kalian adalah rakyatku dan bupatiku dan tugas kalian mensejahterakan rakyat. Tidak ada lagi persoalan pandangan politik. Mari kita bersatu membangun Sumut ini bermartabat,”katanya. (Matra/FebP/AdeSM).

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama