INFO TERKINI

10/recent/ticker-posts

Ketika Kota Pamatangsiantar Jadi "Lumbung Narkoba", Dicari Penegak Hukum Pemberani Memberantasya

Kasus narkoba di Kota Pamatangsiantar.(Foto tangkap layar)

Pamatangsiantar, S24-Diduga keterlibatan para oknum aparat, oknum pegiat ormas, oknum LSM menjadi salah satu faktor semakin merajalelanya peredaran narkotika dan obat terlarang (narkoba) di Kota Pamatangsiantar dan tetangganya Kabupaten Simalungun. Kini Kota Pamatangsiantar disebut-sebut sebagai "lumbung narkoba" karena penikmatnya kini sudah merambah ke kalangan guru, pelajar, pejabat dan bahkan oknum aparat.

Dicari penegak hukum pemberani yang jauh dari belenggu dunia hitam ini, untuk memberantas pelaku dan membersihkan peredaran narkoba di Kota Pamatangsiantar dan tetangganya Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. 

Jadi tidak heran, kalau Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Imigrasi dan Pemasyarakatan, Prof Dr Otto Hasibuan, SH, MM memberikan pernyataan kalau Kota Pamatangsiantar dadurat narkoba. Betapa tidak, berdasarkan informasi yang diperoleh Otto Hasibuan dari pihak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Pamatangsiantar, jumlah warga binaan Lapas Kota Pamatangsiantar saat ini mencapai 1.631 orang. 

Sebanyak 976 orang atau 59,84 persen warga binaan lapas tersebut tersangkut kasus narkoba. Yang lebih memprihatinkan, katanya, Lapas Kota Pematangsiantar sudah mengalami overload (kelebihan kapasitas atau daya tampung). Lapas Kota Pematangsiantar hanya mampu menampung 870 orang warga binaan. Sedangkan jumlah warga binaan di lapas tersebut mencapai 1.631 orang.

“Jadi lapas kota ini sudah melebihi kapasitas dua kali lipat, dan penghuninya dipenuhi warga binaan tersangkut kasus narkoba,”katanya.

Peryataan itu diungkapkan Wamenko Kumham Imipas, Otto Hasibuan, saat menghadiri pelantikan Ephorus (Pimpinan Tertinggi) Gereja Kristen Protestan Simalungun ( GKPS) yang baru, Pdt John Christian Saragih, STh, MSc dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) GKPS, Pdt Dr Jan Hotner Saragih daalam ibadah khusus di GKPS Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Minggu (6/7/2025).

Kehadiran Otto di pelantikan ini menunjukkan dukungannya terhadap kepemimpinan baru di GKPS dan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan keagamaan serta sosial di masyarakat. Otto berharap pemimpin baru dapat membawa perubahan positif bagi jemaat dan masyarakat luas.

“Apa yang dilakukan gereja mengatasi kemiskinan, ketidak-adilan dan mewujudkan HAM merupakan tugas negara juga. Presiden Prabowo Subianto melalui Program Asta Cita (Delapan cita-cita) sudah mencanangkan peningkatan penegakan HAM (bagian pertama Asta Cita) dan penanggulangan masalah penyalah-gunaan narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba), yaitu bagian kedelapan Asta Cita,”katanya.

Masalah penyalah-gunaan narkoba juga perlu mendapatkan perhatian khusus GKPS. Dikatakan demikian karena kasus narkoba di Kota Pamatangsiantar saat ini. Sementara kantor pusat GKPS berada di Kota Pamatangsiantar. 

Menyikapi persoalan tingginya kasus kejahatan, khususnya kasus narkoba di Kota Pematangsiantar tersebut, GKPS diharapkan meningkatkan perhatian dan peran aktif mencegah dan menanggulangi masalah narkoba. Jadi, upaya GKPS mengatasi asalah narkoba ini tidak cukup dilakukan hanya dengan doa, melainkan juga harus disertai tindakan nyata, upaya konkrit.

“GKPS harus memikirkan secara khusus bagaimana cara mengatasi persoalan narkoba di Kota Pamatangsiantar ini. Hal ini penting karena masalah  narkoba ini tidak hanya menyangkut  masyarakat Indonesia, tetapi juga bisa menyangkut keluarga kita,” katanya.

Dikatakan, upaya gereja, termasuk  GKPS, mengatasi meningkatnya kasus narkoba di Kota Pamatangsiantar harus dilakukan secara simultan atau berkelanjutan dan menyeluruh. GKPS perlu bekerja sama dengan pihak terkait, gereja lain dan warga jemaat meningkatkan pencegahan dan penanggulangan masalah narkoba.

“Saya percaya, melalui kekompakan GKPS dan terpilihnya Pimpinan Sinode GKPS yang baru, mudah-mudahan masalah narkoba, khususnya di Kota Pamatangsiantar dan Simalungun bisa kita selesaikan,” ujarnya.

Otto Hasibuan mengakui, pencegahan dan penanggulangan masalah narkoba merupakan tanggung jawab pemerintah. Tetapi pemerintah senantiasa mengharapkan bantuan atau partisipasi gereja, termasuk GKPS menangani masalah narkoba ini. Pemerintah dan gereja perlu bekerja sama mengatasi tugas-tugas sulit penanggulangan narkoba tersebut.

Otto Hasibuan mengharapkan agar gereja, khususnya GKPS, dapat memberikan suara-suara kenabian mengatasi berbagai persoalan kehidupan amsyarakat, terkhusus maslah narkoba. Selama ini suara kenabian gereja terkait masalah narkoba terasa semakin sayup-sayup dan bahkan mulai hilang.

Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Imigrasi dan Pemasyarakatan, Prof Dr Otto Hasibuan, SH, MM pada pelantikan Ephorus dan Sekjen GKPS di GKPS Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Minggu (6/7/2025). (Foto : IST).



Untuk itu, GKPS harus menggaungkan kembali suara-suara kenabian mengatasi masalah narkoba tersebut. Hal itu  penting agar suara kenabian itu bergema hingga ke lingkungan warga GKPS. Kemudian GKPS juga harus berani melakukan pembaruan dan berani bicara tentang kemiskinan, ketidak-adilan dan penegakan HAM.

“Itulah tugas atau peran gereja. Saya percaya, Pimpinan Sinode GKPS yang baru dan segenap jajaran pelayan atau pendeta GKPS dapat melakukan tugas-tugas mulia tersebut,” katanya.

Sementara Bupati Simalungun, H Anton Achmad Saragih, pihaknya prihatin mengetahui padatnya penghuni Lapas Kota Pamatangsiantar oleh kasus narkoba. Sebagian besar atau hampir 60 persen penghuni lapas tersebut tersangkut kasus narkoba. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan harus disikapi dengan serius.

Menurut Anton Achmad Saragih, pemerintah, gereja dan seluruh elemen masyarakat di Simalungun maupun Kota Pamatangsiantar perlu memperhatikan pembinaan generasi muda. Hal itu penting agar bangsa dan negara ini tidak kehilangan generasi penerus di masa mendatang. 

"Kita harus berjuang bersama membina anak-anak agar bisa sukses. Suksesnya keluarga dapat dilihat dari keberhasilan dan kebaikan anak-anaknya,” katanya.

Anton Achmad Saragih mengharapkan, Pimpinan Sinode GKPS turut berjuang meningkatkan peranan GKPS menyelamatkan generasi dari bhaya narkoba.

"Tugas kita menjamin masa depan generasi muda sangat penting. Bagaimana pun, anak-anak perlu dibimbing agar tidak salah jalan dan tidak kehilangan masa depan,"ujarnya. (S24-AsenkLeeSaragih)

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar