Para mahasiwa kelompok Cipayung Plus di Kota Pematangsiantar melakukan aksi damai dan long march di Kota Pematangsiantar, Sumut, Senin (11/4/2022). (Foto : Matra/FebP).
(Matra, Pematangiantar) – Kekhawatiran masyarakat terjadinya kericuhan aksi unjuk rasa mahasiswa di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) seperti di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (11/4/2022) tidak terjadi. Unjuk rasa mahasiswa menolak kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat di Kota Pematangsiantar berlangsung damai dan tertib.
Sekitar 80 orang mahasiswa di Kota Pematangsiantar yang tergabung dalam Cipayung Plus melakukan aksi damai seperti aksi mahasiswa di Jakarta dan daerah lain dengan melakukan long march (maraton). Mereka bergerak dari Taman Makam Pahlawan Kota Pematangsiantar menuju Polres Pematangsiantar, kantor DPRD dan berakhir di Kantor Wali Kota Pematangsiantar.
Mahasiswa Cipayung Plus tersebut berasal dari Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahaiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM).
Ketika melakukan long march, para mahasiswa berhenti di seputaran Pasar Horas Jalan Sutomo. Di lokasi tersebut mahasiswa melakukan orasi menuntut penurunan harga minyak goreng. Kemudian seorang mahasiswa juga meminta meminta agar tidak ada pihak-pihak yang mengintervensi mereka dalam menyampaikan pendapat.
Selanjutnya para mahasiswa melanjutkan long march ke Mapolres Pematangsiantar, kantor DPRD dan kantor Wali Kota Pematangsiantar. Aksi long march mahasiswa tersebut mendapat pengawalan ketat jajaran kepolisian Polresta Pematangsiantar.
Koordinator aksi mahasiswa, Edis Galingging pada kesempatan tersebut mengatakan, mereka turut mendukung Gerakan mahasiswa se-Indonesia yang menggelar aksi damai menolak segala kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Mahasiswa kelompok Cipayung Plus Pematangsiantar pada surat pernyataan aspirasi mereka menyesalkan kebijakan pemerintah yang dinilai melakukan pembiaran atas terjadinya kenaikan harga dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), minyak goreng dan juga bahan bahan pokok lainnya.
Selain itu para mahasiswa Pematangsiantar juga menyesalkan adanya wacana yang berkembang terkait persoalan penundaan Pemilu 2024 dan penambahan atau perpanjangan masa jabatan Presiden RI menjadi tiga periode. Mahasiwa meminta perhatian berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa mendesak pemerintah agar menangani serius persoalan – persoalan yang menyusahkan masyarakat saat ini.
Maahasiwa kelompok Cipayung Plus melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga minyak goreng secara tertib di Kota Pematangsiantar, Sumut, Senin (11/4/2022). (Foto : Matra/FebP).
Kelompok Cipayung Plus Kota Pematangsiantar pada kesempatan tersebut juga menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM, minyak goreng dan bahan pokok lainnya. Kemudian mereka meminta pemerintah dan pihak terkait segera menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan BBM, minyak goreng dan kebutuhan pokok.
Edis Galingging juga mengatakan, pihaknya menolak wacana penundaan pemilu 2024 dan masa jabatan tiga periode Presiden RI karena hal itu dianggap sebagai bentuk pengkhianatan pada konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami juga meminta kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar lebih memperhatikan lagi fasilitas umum yang ada di Kota Pematangsiantar. Kemudian aparat penegak hukum diminta lebih intensif menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat Kota Pematangsiantar,”katanya.(Matra/FebP).
Posting Komentar