. Simalungun Rancang Kecamatan Gunungmalela Jadi Pusat Pewarisan Budaya

Simalungun Rancang Kecamatan Gunungmalela Jadi Pusat Pewarisan Budaya

Peserta lomba tari Simalungun tingkat remaja se-Kecamatan Gunungmalela, Kabupaten Simalungun, Sumut mendapat sambutan Tim PKK Kabupaten Simalungun, di rumah bolon (rumah adat) Simalungun, Gunungmalela, Selasa (12/7/2022). (Foto : Matra/Feb).
   
(Matra, Simalungun) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun melalui Tim Penggerak Pemberdayan Kesejahteraan keluarga (TP PKK) Kabupaten Simalungun merncang program pengembangan pusat kesenian dan kebudayaan Simalungun di Kecamatan Gunungmalela, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut). 

Salah satu program yang dilakukan mengembangkan pusat pewarisan seni budaya Simalungun di Kecamatan Gunungmalela tersebut, yakni penyelenggaraan lomba tortor (tari-tarian) tradisional Simalungun tingkat remaja (Sekolah Menengah Pertama) se-Kecamatan Gunungmalela. 

Perlombaan tortor Simalungun tingkat remaja tersebut dilaksanakan di Rumah Bolon (Rumah Adat Simalungun) Kecamatan Gunungmalela, Kabupaten Simalungun, Sumut, Selasa (12/7/2022). Lomba tortor Simalungun yang diikuti 12 nagori (desa) tersebut turut dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Simalungun, Ny Ratnawati Saragih Radiapoh Hasiholan Sinaga. 

Ratnawati Saragih pada kesempatan tersebut mengatakan, TP PKK Kabupaten Simalungun mendukung pengembangan seni budaya Simalungun di setiap kecamatan, khususnya di kalangan remaja demi pelestarian seni budaya Simalungun. Melalui perlombaan tortor Simalungun tingkat remaja se-Kecamatan Gunungmalela tersebut, TP PKK Kabupaten Simalungun berupaya memperkenalkan sebi budaya Simalungun kepada masyarakat luas, khususnya kalangan remaja.

“Melalui lomba tortor Simalungun ini, anak-anak menampilkan bagaimana tortor Simalungun, pakaian adat Simalungun, lagu dan bahasa Simalungun serta musik tradisional Simalungun. Selain itu kami juga mengharapkan melalui lomba tortor ini para para camat, kepala desa  dan segenap perangkatnya berupaya melestarikan seni budaya Simalungun,”katanya.

Dikatakan, pihaknya sengaja menyelenggarakan lomba tortor Simalungun untuk tingkat remaja (SMP) karena daya tangkap mereka masih tajam. Mereka masih mudah menyimpan atau mengingat tortor Simalungun yang mereka bawakan. Mereka juga diberikan sertifikat sebagai kenangan agar mereka mencintai seni budaya Simalungun.

Menurut Ratnawati Saragih, TP PKK Kabupaten Simalungun terus berjuang mempertahankan seni budaya Simalungun agar jangan sampai terlupakan. Karena itu sosialisasi atau pewarisan seni budaya Simalungun akan diintensifkan melalui perlombaan tortor Simalungun. 

Dikatakan, pelestarian tortor Simalungun juga penting sebagai salah satu daya tarik wisata. Kecamatan Gunungmalela sendiri menjadi salah satu destintasi wisata andalan di Simalungun. Karena itu pemerintah kecamatan dan desa di Gunung malela perlu konsisten melestarikan seni budaya Simalungun.

“Kami juga akan berupaya membangun desa percontohan wisata di Kecamatan Gunungmalela.  Kecamatan ini memiliki objek wisata pemandian. Jadi ojek wisata tersebut akan dilengkapi dengan wisata seni budaya untuk menarik wisatawan,”katanya.

Ratnawati Saragih juga mengajak mengajak seluruh warga masyarakat Kecamatan Gunung malela meningkatkan penguasaan dan kecintaan terhadap seni budaya Simalungun, khususnya bahasa Simalungun. Hal itu penting agar anak-anak atau generasi muda Simalungun di Kecamatan Gunungmalela tidak sampai melupakan adat tradisi nenek moyang mereka yang memiliki nilai-nilai luruh.

“Jadi kami mengharapkan agar warga Kecamatan Gunungmalela tidak hanya tinggal di Simalungun tetapi tidak tahu bahasa Simalungun. Warga yang tinggal di Simalungun hendaknya tahu berbahasa Simalungun. Kalaupun ada warga yang kurang bisa berbahasa Simalungun, sedikitnya mengerti bahasa Simalungun,”paparnya.

Dikatakan, sekolah – sekolah di Kecamatan Gunungmalela, termasuk di seluruh daerah Kabupaten Simalungun juga diharapkan mengajarkan bahasa Simalungun kepada para siswa sebagai bahan pelajaran muatan lokal. Walaupun para siswa menggunakan bahasa Indonesia di sekolah. Tak ada salahnya bahasa Simalungun juga diajarkan. 

“Hal itu perlu agar para siswa di seluruh sekolah di daerah ini mengerti bahasa Simalungun. Jadi kita warga masyarakat yang tinggal di Simalungun perlu mengerti bahasa Simalungun walaupun tidak bisa mengucapkannya dengan fasih. Hal itu penting demi pelestarian seni budaya Simalungun,”katanya.

Menurut Ratnawati Saragih, anak-anak yang sudah mengikuti lomba tortor Simalungun juga perlu diajarkan apa makna tortor yang meeka bawakan dan jenis dan makna hiou (pakaian adat Simalungun) yang mereka gunakan. Pembelajaran mengenai seni budaya Simalungun tersebut tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga.

“Kalau bisa, para orangtua juga perlu meningkatkan pemakaian bahasa Simalungun di tengah keluarga agar anak-anak semakin paham bahasa Simalungun. Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga sudah merancang program pembelajaran bahasa daerah di sekolah – sekolah di Simalungun,”katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Tortor Simalungun Kecamatan Gunungmalela, Roi G Sidabalok, SAP pada kesempatan tersebut mengatakan, dukungan Pemkab Simalungun, termasuk TP PKK Kabupaten Simalungun masih terus dibutuhkan untuk mengembangkan pusat seni budaya Simalungun di Kecamatan Gunungmalela.

Selama ini, lanjutnya, rumah bolon Simalungun di Kecamatan Gunungmalela jarang dimanfaatkan untuk kegiatan seni budaya Simalungun. Rumah bolon Simalungun yang dibangun Dinas Pariwisata Simalungun tersebut selama ini dirawat warga Simalungun yang tergabung dalam Partuha Maujana Simalungun (PMS) Gunungmalela. 

“Rumah bolon ini jarang digunakan. Tetapi kami tetap merawatnya dengan baik. Karena itu melalui adanya perlomban tortor Simalungun ini,  rumah bolon difungsikan sebagai pusat kediatan budaya. Kami juga merencanakan perlombaan lagu Simalungun di rumah bolon ini,”ujarnya.

Dikatakan, selain seni budaya, Kecamatan Gunung Malela juga memiliki potensi wisata lainnya, yakni makam tuan Gunungmalela. Makam tersebut bisa dibangun menjadi objek wisata  wisata sejarah. Di sekitar makam tersebut juga ada objek wisata permandian, yakni pemandian Silulu dan tempat camping (berkemah) Tunggul Naga.

“Perhatian TP PKK Kabupaten Simalungun mengenai pengembangan seni budaya di Gunungmalela membuat kami juga terpacu mengembangkan objek-objek wisata yang ada di kecamatan ini. Peningkatan kegiatan wisata di kecamatan ini tentunya akan bermanfaat meningkatkan ekonomi rakyat,”katanya.

Untuk membangun objek – objek wisata yang ada Kecamatan Gunungmalela, katanya, sangat dibutuhkan kerja sama semua pihak. Baik itu Pemkab Simalungun, Dinas Pariwisata Simalungun, TP PKK,  aparatur pemerintahan kecamatan dan desa, PMS, tokoh masyarakat dan seluruh elemen masyarakat Gunung malela. (Matra/FebP/AdeSM).

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama