Keluarga dan Warga Gelar Aksi Damai “Save IPTU Tomi Marbun” di Depan Polres Pamatangsiantar
Para pengunjuk rasa yang mengenakan atasan putih menyalakan lilin dan berdoa setelah menyampaikan aspirasi mereka.
Iptu Tomi Samuel Marbun, yang merupakan putra kelahiran Pematangsiantar, terakhir kali menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bintuni, Papua Barat.
Ia dilaporkan hilang setelah terlibat dalam operasi khusus penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Teluk Bintuni pada 18 Desember 2024.
"Apabila kepolisian tidak mampu, katakan tidak mampu. Kami akan minta Presiden untuk membentuk tim khusus yang terdiri dari Kejaksaan dan TNI tanpa melibatkan Polri," ungkap Monteri Marbun, adik Iptu Tomi, saat diwawancarai di lokasi.
Menurutnya, hampir tujuh bulan berlalu, namun penyelesaian kasus ini belum menunjukkan titik terang. Pihak keluarga juga belum menerima laporan terkait pencarian yang dilakukan oleh pihak Polri.
Monteri menambahkan, pihak keluarga berharap adanya niat baik dari Kepolisian RI, terutama Kapolri, untuk mengungkap kasus hilangnya Iptu Tomi Marbun.
"Belum ada hasilnya kami terima. (Kepolisian) hanya konferensi pers menyampaikan pencarian dihentikan. Tapi mereka tidak memberikan kepada kami laporan tertulis dari hasil operasi, maupun alasan untuk memberhentikan pencarian tersebut," jelasnya.
Dalam pantauan, saat unjuk rasa berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB, Elfrida Gultom, ibu dari Iptu Tomi Marbun, terlihat tak kuasa menahan tangis saat massa menyanyikan lagu berjudul 'Hilang' melalui pengeras suara. Elfrida kemudian jatuh pingsan dan dibawa ke Mako Polres Pematangsiantar.
Kapolres Pematangsiantar, AKBP Sah Udur Togi Marito Sitinjak, kemudian menemui pengunjuk rasa dan menyampaikan harapannya agar ada kepastian terkait kasus yang menimpa Iptu Tomi Marbun.
"Aspirasi ini akan kami sampaikan kepada pimpinan, bahwa salah satu putra Kota Pematangsiantar saat ini belum tahu kepastian keberadaannya. Kami juga mendoakan menurut kepercayaan kami masing-masing," kata Sah Udur kepada massa.
Koordinator Aksi, Rocky Marbun, menegaskan bahwa unjuk rasa ini merupakan ungkapan hati keluarga, sahabat, dan rekan-rekan yang bersolidaritas terhadap Iptu Tomi Samuel Marbun.
Ia menambahkan, komunitas marga di Pematangsiantar juga turut serta dalam menyampaikan aspirasi agar kasus ini segera terungkap.
"Kami berunjuk rasa karena belum ada kejelasan status Iptu Tomi dari Desember 2024 sampai saat ini. Belum ada keseriusan dari pihak Polri," ujar Rocky.
Seruan Warga Pamatangsiantar
Sebelumnya ratusan warga bersama keluarga IPTU Tomi Marbun menggelar aksi damai di depan Mapolres Pamatangsiantar, Jalan Sudirman, Kecamatan Siantar Barat, Senin (23/6/2025). Aksi ini digelar sebagai bentuk dukungan dan desakan kepada Polri untuk mengusut tuntas hilangnya IPTU Tomi Marbun, yang dilaporkan tidak diketahui keberadaannya sejak bertugas dalam operasi khusus di Papua Barat, Desember 2024 lalu.
Dalam aksi tersebut, massa membawa berbagai spanduk dan poster bertuliskan “Save IPTU Tomi Marbun”, “Hilang atau Dihilangkan?”, dan “Berkorban Demi Polri atau Dikorbankan Oleh Oknum?”.
Mereka meminta kejelasan nasib IPTU Tomi Marbun yang disebut hilang saat menjalankan tugas negara. Ibu kandung IPTU Tomi Marbun dalam pernyataannya mengungkapkan kesedihan dan harapannya agar aparat kepolisian segera memberikan informasi yang jelas terkait keberadaan anaknya.
“Kalian juga punya anak. Kalau ibu seperti saya tidak tahu bagaimana nasib anaknya, pasti sangat sedih. Tolonglah kami. Katakanlah yang sebenarnya, apakah dia hilang? Kami di Siantar hanya bisa mendukung,” ungkapnya penuh haru di hadapan peserta aksi dan aparat Polres.
Adik korban, Munteri Marbun, menilai hilangnya IPTU Tomi Marbun menyisakan banyak kejanggalan dan mendesak pimpinan Polri, khususnya Kapolri, untuk segera turun tangan secara langsung.
“Sudah lebih dari enam bulan, jasad abang kami belum ditemukan. Tidak ada upaya serius dari aparat terkait. Kami sudah bersurat ke DPR RI, Kapolri, Kompolnas, dan Komnas HAM, tapi sampai saat ini belum ada perkembangan yang signifikan,” tegas Munteri.
Pihak keluarga juga mendesak agar Kapolres Teluk Bintuni beserta jajaran reskrim yang terlibat dalam operasi senyap pada 23 Desember 2024 diperiksa dan dinonaktifkan sementara demi objektivitas penyelidikan.
Mereka juga meminta Presiden RI dan jajaran Menteri Hukum dan HAM untuk menginstruksikan kepolisian, TNI, dan Basarnas agar terus melakukan pencarian.
“IPTU Tomi Marbun adalah prajurit yang mengabdi untuk negara. Dia bukan bagian dari kelompok kriminal bersenjata. Kami hanya ingin keadilan dan kejelasan atas nasibnya,” ujar Munteri lagi.
Sementara itu, Kapolres Pematangsiantar AKBP Sah Udur Sitinjak yang menerima perwakilan aksi menyampaikan bahwa aspirasi keluarga dan masyarakat akan segera disampaikan kepada pimpinan di tingkat lebih tinggi.
“Kami menerima aspirasi ini dan akan melaporkannya kepada atasan. Semoga semuanya berjalan tertib dan tetap menjaga situasi Kamtibmas di Kota Pematangsiantar,” ucapnya. Aksi berlangsung damai dan mendapat pengawalan aparat kepolisian setempat. (S24-Berbagaisumber/Red)
0 Komentar