![]() |
| Becak Siantar masih beroperasi di Parluasan. (Foto Dok AsenkLeeSaragih) |
Pamatangsiantar, S24-Sebuah unit Becak Siantar, kendaraan legendaris yang menjadi ikon khas Kota Pamatangsiantar, kini terpajang di terminal kedatangan Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Langkah ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kota Pamatangsiantar dan PT Angkasa Pura Aviasi, sebagai upaya memperkenalkan identitas budaya kota sekaligus menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Menurut pihak Pemko Pamatangsiantar, penempatan becak klasik tersebut menjadi simbol promosi pariwisata yang mengangkat kembali kekayaan sejarah lokal. “Becak Siantar bukan sekadar alat transportasi, tetapi cerminan sejarah dan semangat masyarakat kota kami,” ujar salah satu pejabat daerah yang terlibat dalam program tersebut.
Ancaman Kepunahan dan Upaya Pelestarian
Dahulu, Becak Siantar dapat ditemui di setiap sudut kota dengan jumlah mencapai 800 hingga 1.000 unit. Namun kini, populasinya menurun drastis, hanya sekitar 106 unit yang masih tersisa dan aktif digunakan.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya salah satu warisan budaya khas Sumatera Utara. Karena nilai historis dan keunikan konstruksinya, Pemerintah Kota Pematang Siantar telah mengusulkan Becak Siantar sebagai benda cagar budaya agar keberadaannya dapat terlindungi secara hukum dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Sejarah dan Keunikan yang Melegenda
Becak Siantar dikenal menggunakan mesin BSA (Birmingham Small Arms) buatan Inggris, yang dulunya merupakan kendaraan militer pasukan Sekutu pada masa Perang Dunia II. Setelah perang usai, motor-motor BSA tersebut dibawa ke Indonesia dan dimodifikasi oleh para perajin lokal menjadi becak roda tiga yang khas.
Keunikan Becak Siantar terletak pada desain bodi yang kuat, posisi pengemudi yang sejajar dengan penumpang, serta suara mesin yang khas dan berkarakter. Unsur inilah yang membuatnya berbeda dari becak motor di daerah lain, dan menjadikannya kebanggaan masyarakat Pematang Siantar.
Dari Jalanan ke Panggung Wisata
Kini, peran Becak Siantar berkembang dari sekadar alat transportasi menjadi simbol budaya dan daya tarik wisata. Kendaraan klasik ini kerap tampil dalam parade budaya dan event besar, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Sumatera Utara, serta menjadi salah satu atraksi di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) melalui Paviliun Pemerintah Kota Pematang Siantar.
Kehadiran Becak Siantar di Bandara Kualanamu diharapkan menjadi pintu gerbang pengenalan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, sekaligus mengingatkan publik bahwa ikon kota dengan nilai sejarah tinggi ini perlu dijaga dan dilestarikan.
Warisan yang Tak Lekang oleh Waktu
Lebih dari sekadar kendaraan, Becak Siantar adalah warisan kultural yang merepresentasikan kreativitas dan identitas masyarakat Pematang Siantar.
Di tengah arus modernisasi transportasi, keberadaannya menjadi pengingat bahwa nilai tradisi dan sejarah memiliki tempat penting dalam perjalanan sebuah kota.
.jpg)
.webp)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.webp)
.jpeg)
.jpeg)


0Komentar