(Matra, Jambi) – Umat Muslim Tionghoa di Kota Jambi benar – benar merasa lega memasuki Ramadan (Puasa) tahun ini menyusul kebijakan Pemerintah Pusat (Kementerian Agama) yang mengizinkan pelaksanaan tarawih berjamaah secara tatap muka di masjid. Berkat kebijakan tersebut, umat Muslim Tionghoa di Kota Jambi bisa melaksanakan salat tarawih perdana di masjid mereka, Masjid Muhammad Cheng Hoo, Jalan Ibrahim Ripin, Kelurahan Kenaliasam Bawah, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, Senin (12/4/2021) malam.
“Kami cukup lega karena kami sudah bisa melakukan salat tarawih perdana di masjid ini pada bulan Ramadan (Puasa) tahun ini. Saya sendiri sempat khawatir ketika mempersiapkan salat tarawih berjamaah secara tatap muka di Masjid Cheng Hoo. Namun setelah kami melakukan salat tarawih perdana di masjid ini sesuai protokol kesehatan, Senin (12/4/2021) malam, saya cukup lega. Semua berjalan lancar dan jemaah patuh protokol kesehatan,”kata Ketua Yayasan Masjid Cheng Hoo, Kota Jambi, HM Rusli, SE kepada medialintassumatera.com di Kota Jambi, Selasa (13/4/2021).
Menurut HM Rusli, pihaknya cukup serius mempersiapkan salat tarawih berjamaah secara tatap muka perdana di Masjid Cheng Hoo. Untuk mepersiapkan protokol kesehatan, tempat cuci tangan dan sabun, tanda-tanda jaga jarak di dalam masjid dan spanduk-spanduk protokol kesehatan di sekitar masjid, pihak pengurus Masjid Cheng Hoo melibatkan anak-anak (remaja masjid).
“Sebelum melaksanakan salat tarawih perdana berjamaah, kami terlebih dahulu melakukan gladi bersih atau simulasi. Simulasi salat tarawih sesuai protokol kesehatan dimulai dari jemaah datang, mengikuti salat tarawih hingga pulang dari masjid,”ujarnya.
Dikatakan, pelaksanaan protokol kesehatan pada salat tarawih berjamaah di Masjid Cheng Hoo selama Ramadan diupayakan dilakukan dengan baik karena jumlah jamaah yang mengikuti ibadah di masjid tersebut cukup banyak. Karena itu penerapan protokol kesehatan pada setiap rangkaian kegiatan Ramadan di masjid tersebut dilakukan sengan ketat.
“Pada salat tarawih berjamaah perdana di masjid ini, Senin (12/4/2021) malam, jumlah jemaah yang hadir mencapai 100 orang atau sekitar 50 % dari kapasitas masjid. Jemaah yang hadir cukup banyak karena warga sekitar juga ikut salat tarawih di masjid ini. Jadi bukan hanya warga Muslim Tionghoa yang hadir salat di sini,”katanya.
Jalan Panjang
HM Rusli merasa bangga karena Masjid Cheng Hoo, satu-satunya masjid warga Muslim Tionghoa di Jambi sudah bisa digunakan untuk ibadah persis di awal Ramadan 1442 Hijriyah (H)/2021 ini. Selama Ramadan ini, warga Muslim Tionghoa di Kota Jambi serta warga sekitar sudah bisa melakukan tarawih dan ibadah lima kali sehari di Masjid Cheng Hoo.
“Sebelum bangunannya rampung 100 %, Masjid Cheng Hoo sudah digunakan menjadi tempat salat lima waktu oleh warga Muslim Tionghoa Kota Jambi pada perayaan Imlek 2021, Jumat (12/2/2021). Tapi untuk ibadah Ramadan, masjid ini baru digunakan Senin (12/4/2021),”ujarnya.
Mantan Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jambi tersebut menjelaskan, pendirian Masjid Cheng Hoo memiliki jalan panjang dan berliku. Masjid tersebut mulai dibangun di masa kepemimpinan Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, 22 Juli 2012. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Cheng Hoo saat itu dilakukan Hasan Basri Agus.
Pembangunan Masjid Cheng Hoo di bawah naungan Yayasan Cheng Hoo Jambi sempat terhenti sejak 2013 – 2015 karena berbagai kendala, yakni kendala status tanah dan pembiayaan. Namun setelah masalah terselesaikan, pembangunan Masjid Cheng Hoo dilanjutkan kembali tahun 2016.
Dijelaskan, pembangunan Masjid Cheng Hoo tersebut dilakukan secara bahu-membahu oleh warga Muslim Tionghoa di Kota Jambi selama 10 tahun terakhir. Melalui perjuangan dan kesabaran, sekitar 50 kepala keluarga (KK) warga Muslim Tionghoa Kota Jambi memiliki rumah ibadah yang representatif.
Memasuki Ramadan tahun ini, lanjutnya, pembangunan Masjid Cheng Hoo yang memiliki areal sekitar 2.380 meter persegi (2,38 hektare) tersebut sudah rampung. Bangunan Masjid Cheng Hoo berukuran 20 x 20 meter persegi berornamen atau arsitektur khas Tionghoa tersebut kini berdiri megah di sekitar permukiman warga.
Menurut Penasehat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PITI Jambi, sebelum memeluk agama Islam, Dia penganut Khonghucu. Karena itu bangunan arsitektur Masjid Cheng Hoo mirip bangunan kelenteng.
Dikatakan, masjid tersebut diberi nama Cheng Hoo untuk mengenang dan mengabadikan tokoh Muslim Tionghoa, Laksamana Cheng Hoo yang menyebarkan agama Islam di Nusantara tempo dulu. Pendirian Masjid Cheng Hoo tersebut juga terinspirasi dari Masjid Cheng Hoo di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
“Selama ini saya melihat belum bangunan masjid dengan arsitektur Tionghoa. Karena itu kami seluruh keluarga PITI Jambi membangun rumah ibadah sekaligus sekretariat PITI Jambi bergaya arsitektur Tionghoa. Masjid ini juga akan menjadi tempat belajar bagi seluruh umat Muslim Tionghoa di Jambi,”katanya.
Masjid Terbuka
Menurut HM Rusli, dana pembangunan Masjid Cheng Hoo Kota Jambi tersebut tidak hanya bersumber dari bantuan warga Muslim Tionghoa Jambi. Bantuan dana juga datang dari para pengusaha dan pemerintah daerah di Jambi.
HM Rusli mengatakan, kendati namanya bersifat Tionghoa, Masjid Cheng Hoo, namun umat Islam yang beribadah di masjid tersebut tidak terbatas hanya kalangan umat Muslim Tionghoa. Umat Muslim di Jambi juga bisa beribadah di masjid tersebut.
"Masjid ini terbuka untuk semua, bukan hanya milik warga Muslim Tionghoa. Kami juga merespon kaum disabilitas untuk bisa beribadah di masjid ini. Untuk itu kami menyediakan jalur jalan masuk ke masjid khusus untuk warga penyandang disabilitas,”katanya.
HM Rusli mengharapkan, Masjid Cheng Hoo di Kota Jambi ke depan tidak hanya sebagai tempat ibadah. Masjid tersebut juga bisa dijadikan objek wisata religi di Kota Jambi karena Masjid Cheng Hoo merupakan satu-satunya masjid berarsitektur Tionghoa. (Matra/AdeSM)
Posting Komentar