Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (dua dari kiri) menjenguk korban letusan Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang di RSUD Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (Foto : Matra/BNPB/Danung Arifin)
(Matra, Jakarta) - Kabar duka kembali menyelimuti masyarakat Indonesia dan air mata kembali berderai menyusul bencana alam erupsi (letusan) Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). Sebanyak 13 orang warga diketahui meninggal, 88 orang luka-luka dan dirawat intensif, puluhan orang diduga hilang dan ribuan warga des-desa sekitar gunung yang meletus tersebut terpaksa mengungsi.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, ketika menjenguk korban erupsi Gunung Semeru di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021) menjelaskan, warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru tersebar di puluhan desa, delapan kecamatan, Kabupaten Lumajang mencapai ribuan orang.
Penanganan korban erupsi Gunung Semeru terus diintensifkan. Baik perawatan korban yang mengalami luka-luka, warga yang mengungsi dan pencarian warga yang diduga hilang. Selain itu penyaluran bantuan kepada para korban bencana erupsi Gunung Semeru juga sudah disalurkan.
Dijelaskan, BNPB sudah mengirimkan duukungan logistik awal senilai Rp 1,1 miliar untuk membantu para korban erupsi Gunung Semeru. Bantuan penanganan darurat tersebut sudah disampaikan pada hari pertama erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021). Bantuan tahap pertaman tersebut diharapkan dimanfaatkan menangani seluruh korban bencan alam tersebut.
Menurut Suharyanto, bantuan yang sudah disalurkan kepada para korban erupsi Gunung Semeru tersebut, yakni makanan siap saji 1.374 paket, lauk pauk 1.377 paket, selimut 2.000 lembar, matras 900 lembar, masker KF 94 20.000 buah dan dua unit tenda pengungsi.
“Total seluruh bantuan yang diberikan senilai Rp. 1.149,189.300. Pengiriman bantuan logistik tersebut bersamaan dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan perwakilan kementerian dan lembaga yang langsung menuju ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur,”katanya.
Warga Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur melakukan evakuasi akibat aktivitas awan panas guguran Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021). (Foto : Matra/Ist)
Dikatakan, bantuan untuk korban erupsi Gunung Semeru tersebut juga datang dari berbagai pihak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim mengirim bantuan ogistik, peralatan dan mobil operasional. Bantuan tersebut terdiri dari lauk pauk 60 paket, tambah gizi 60 paket, selimut 200 buah, family kids 20 paket, kids ware 20 paket, sembako 300 paket, terpal 20 lembar, kantong mayat 10 lembar, masker kain 10.000 buah, masker medis 10.000 buah, masker KF 94 2000 buah, perlengkapan bayi, karung 1.000 buah, beras 500 kg dan mie instan 50 dus.
“Kemudian masih ada bantuan Dinas Kesehatan dan Pusat Krisis Kesehatan Provinsi Jatim dukungan alat kesehatan bagi petugas berupa masker sebanyak 10.000 buah, satu unit tenda 4 x 4, sepatu boat satu lusin masing-masing 12 buah, kacamata google 10 buah dan sarung tangan karet 36 pasang,”katanya.
Suharyanto lebih lanjut mengatakan, Satgas PMI Erupsi Gunung Semeru juga mengirimkan bantuan berupa hygiene kit 200 box, terpal 50 lembar, selimut 200 lembar, matras 100 unit, masker bedah 50.000 Lembar, masker kain 20.000 lembar dan face shield 2.000 unit.
Kemudian tenda pleton 6 unit, tangki air kapasitas 5.000 liter 2 unit, serta pakaian baru 350 buah. Selain itu Rumah Zakat mengirimkan bantuan berupa 1.660 paket kornet superqurban, masker medis, masker Respirator, Generator, Lampu Emergency Lapangan, APD Tim, radio komunikasi, oksigen dan P3K.
“Dinas Sosial Kabupaten Lumajang juga telah membuka dapur umum yang berlokasi di Lapangan Kamar Kajang. Kami berharap penanganan korban erupsi Gunung Semeru dilakukan secara cepat dan menyeluruh,”katanya.
Dikatakan, korban letusan Gunung Semeru yang dirawat mencapai 88 orang. Sebanyak 41 orang korban dirawat di RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara. Sebanyak 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, Puskesmas Candipuro (tujuh orang) dan di Puskesmas Penanggal (10 orang, di antaranya terdapat dua orang ibu hamil).
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB. (Foto : Matra/BPBD Kabupaten Lumajang).
Mengarah ke Kobokan
Sementara itu berdasarkan pantauan BPBD Kabupaten Lumajang, aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.
Sebaran awas panas guguran Gunung Semeru juga juga berdampak pada dua kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Desa yang terdampak di Kecamatan Pronojiwo, yaitu Desa Pronojiwo, Oro-oro Ombo, Sumberurip, Dusun Curah Kobokan di Desa Supiturang. Sedangkan desa yang terdampak di Kecamatan Kecamatan Candipuro, yakni Dusun Kamarkajang di Desa Sumberwuluh dan Desa Sumbermujur.
Selain itu terdapat delapan kecamatan dan beberapa desa yang terdampak abu vulkanik, meliputi Desa Argoyuwono di Kecamatan Ampelgading. Kemudian Desa Purwodadi dan Desa Gadungsari di Kecamatan Tirtoyudo, Desam Clumprit (Kecamatan Pagelaran), Desa Bambang (Kecamatan Wajak) dan Desa Panggungrejo dan Mojosari (Kecamatan Kepanjen). Selanjutnya Kelurahan Dampit (Kecamatan Dampit), Desa Bantur dan Rejosari (Kecamatan Bantur) dan Desa Talok di Kecamatan Turen.
BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan terdapat 902 orang warga desa i sekitar Gunung Semeru yang mengungsi. Warga yang mengungsi tersebar beberapa kecamatan. Sekitar 305 orang mengungsi di beberapa fasilitasi pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo. Warga yang mengungsi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Supiturang 04 sekitar 80 orang, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang (50 orang) dan SDN Oro-Oro Ombo 3 (20 orang).
Kemudian di SDN Oro-Oro Ombo 2 (35 orang), Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng Desa Oro-oro Ombo (20 orang) dan Balai Desa Oro-Oro Ombo (40 orang), Balai Desa Sumberurip (25 orang), SDN Sumberurip 2 (25 orang). Sedangkan sebagian warga masyarakat korban erupsi Gunung Semeru mengamankan diri di rumah keluarganya di sekitar ketinggian Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus, Desa Oro-Oro Ombo. Sekitar 409 orang korban erupsi Gunung Semeru mengungsi di lima lokasi di Kecamatan Candipuro. Kemudian 188 orang mengungsi di empat titik di Kecamatan Pasirian.
Sebaran awan panas guguran Gunung Semeru juga menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik serta jembatan Gladak Perak di Curah Kobokan yang menjadi akses penghubung Lumajang dan Malang terputus.
BPBD Kabupaten Lumajang menggunakan alat berat _wheel loader_ untuk membuka akses jalan Curah Kobokan serta melakukan pendataan lanjutan terkait kerugian materil lainnya akibat peristiwa ini.
Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Semeru masih dalam status level II atau waspada. Adapun pemantauan kondisi udara melalui radar Accuweather Udara mencapai tingkat polusi tinggi dan berdampak negatif terhadap kelompok yang masuk dalam kategori rentan, yaitu lansia, ibu hamil, disabilitas serta anak-anak. (Matra/AdeSM/BNPB)
Posting Komentar