Aparat keamanan melakukan razia terhadap para siswa yang bolos sekolah di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) baru-baru ini. (Foto : Matra/FebP).
(Matra, Pematangsiantar) – Siswa sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat di Kota Pematangsiantar masih banyak yang sering bolos sekolah. Mereka berkeliaran di tengah kota pada saat jam belajar. Kondisi tersebut sudah lama berlangsung dan hingga kini belum mendapatkan perhatian serius dari pihak sekolah dan berwenang.
Pantauan medialintassumatera.com (Matra) di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (18/2/2022), beberapa kelompok siswa berseragam putih abu-abu berada beberapa lokasi di Kota Pematangsiantar di waktu jam belajar. Di antaranya di Taman Bunga, Kota Pematangsiantar. Siswa yang berkeliaran di luar sekolah saat jam belajar tersebut berpotensi terlibat kenakalan remaja.
Kepala Seksi (Kasi) Sekolah Menengah Atas (SMA) Dinas Pendidikan KotaPematangsiantar, Drs Hamonangan Aruan mengatakan, Kamis (17/2/2022) mengatakan, banyaknya siswa yang berkeliaran di luar sekolah saat jam belajar di Kota Pematangsiantar sudah sering terjadi selama ini. Kondisi tersebut masih kurang mendapat perhatian pihak sekolah dan aparat berwenang.
Dikatakan, banyaknya siswa yang bolos sekolah tersebut perlu mendapat perhatian pihak sekolah. Para siswa tersebut perlu mendapat bimbingan guru, khususnya guru bimbingan konseling (BK). Jika dibiarkan, para siswa tersebut bisa gagal sekolah dan terjerumus pada kenakalan remaja atau bahkan tindak kejahatan.
”Guru menjadi salah satu faktor terpenting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator dalam transformasi ilmu kepada siswa. Bahkan guru harus bertanggung jawab penuh atas penyampaian ilmu selama siswa mengikuti pendidikan karena guru bukan hanya menjadi pengajar. SElain itu guru juga berperan mendisiplinkan siswa,”katanya.
Dikatakan, peran guru penting dalam pembinaan siswa karena guru diibaratkan seperti orang tua. Guru dan orang tua sama-sama mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuan siswa secara optimal.
Namun hubungan guru dengan siswa tidak sekedar seperti hubungan orang tua dengan anak. Guru harus mampu menempatkan diri sebagai teman dan sahabat. Guru bisa menjalin pendekatan hubungan emosional dengan isswa serat memahami kebutuhan mereka. Guru juga hendaknya mengerti tentang cocok tidaknya model pengajaran yang diberikan kepada siswa.
“Sekarang bukan zamannya lagi guru mengajar dengan penuh tekanan kepada para siswa. Guru yang baik adalah guru yang tidak hanya memposisikan dirinya sebagai seorang pengajar akan tetapi juga sebagai sahabat untuk siswanya. Sahabat yang bisa dibilang selalu ada di saat siswanya selalu membutuhkannya,”katanya.
Menurut Hamonangan Aruan, guru harus bisa memposisikan diri sebagai sahabat siswa. Hal tersebut sangat mendukung untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Pola pengajaran secara bersahabat ini memudahkan guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
“Sebagai guru seharusnya kita dapat menyanyangi siswa dan memahami bahwa mereka mempunya kelemahan dan kelebihan. Sebagai guru kita juga harus bisa menempatkan diri kapan bisa menjadi sahabat untuk siswanya dan kapan menjadi guru yang harus dihormati dan didengar penjelasannya,”paparnya.
Dijelaskan, peranan guru BK juga penting mengatasi masalah siswa yang sering bolos. Guru BK harus peka terhadap situasi dan keadaan siswa yang sedang bermasalah atau sering bolos sekolah. Seorang guru tidak hanya berbicara kepada siswa yang bersangkutan untuk menyelesaikan permasalahan tetapi juga harus membangun komunikasi yang baik dengan orang tua/wali siswa agar bisa memecahkan masalah dan bisa mendapatkan solusi.
“Marilah kita bangun komunikasi yang baik dengan penuh hati dan menjadikan siswa jadi sahabat kita karena masing-masing siswa pasti memiliki kepribadian yang berbeda serta beragam masalah yang berbeda pula,”katanya. (Matra/FebP).
Posting Komentar