Kerusakan jalan di lingkar Danau Toba tepatnya di Dusun Hutaimbaru, Nagori Ujung Mariah, Kecamatan Pamatang Silimahuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.(Foto: AsenkLeeSaragih) |
Warga Desak Pemerintah Segera Bertindak
Simalungun, S24 – Kondisi jalan di Kabupaten Simalungun kini menjadi sorotan tajam. Berdasarkan data yang sering dikutip dari laporan resmi tahun 2022, dari total sekitar 1.840 kilometer jalan kabupaten, sedikitnya 1.032 kilometer di antaranya rusak hingga rusak berat. Angka ini menempatkan Simalungun sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kerusakan jalan tertinggi di Sumatera Utara.
Kerusakan parah tercatat di sejumlah jalur vital, seperti jalan Siantar–Kerasahan–Tanah Jawa, Siantar–Seribudolok (Panei Tongah), serta Pematangsiantar–Pematang Raya. Jalur-jalur ini merupakan urat nadi transportasi dan ekonomi masyarakat yang menghubungkan pusat kota dengan kawasan pertanian dan perdagangan di pedesaan.
Setiap hari, ribuan kendaraan melintasi ruas tersebut. Namun, kondisi jalan yang berlubang, bergelombang, dan kerap tergenang air usai hujan, membuat warga semakin khawatir. Tak sedikit pengendara mengalami kerusakan kendaraan atau bahkan kecelakaan akibat permukaan jalan yang tidak layak.
“Sudah lama rusak, tapi belum ada perbaikan berarti. Setiap lewat harus ekstra hati-hati. Kami harap pemerintah jangan tutup mata,” ujar seorang warga Nagori Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, seperti dikutip dari Analisasiber.com.
Kritik Masyarakat Meluas di Media Sosial
Keluhan serupa datang dari warga Nagori Dolok Ulu, yang bahkan mengunggah video kondisi jalan rusak ke media sosial. Video tersebut viral dan memicu gelombang komentar warganet yang menuntut pemerintah segera memperbaiki infrastruktur dasar di daerahnya.
“Kalau dibiarkan terus, bukan cuma jalan rusak, ekonomi warga juga bisa lumpuh,” tulis salah satu pengguna Instagram dalam unggahan yang ramai dibagikan.
Pemerintah Siapkan 194 Paket Pekerjaan Jalan dan Jembatan 2025
Menanggapi berbagai keluhan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Simalungun melalui akun resminya di Instagram mengumumkan program perbaikan besar-besaran pada tahun anggaran 2025.
Sebanyak 194 paket pekerjaan jalan dan jembatan akan dilaksanakan, termasuk proyek rekonstruksi di ruas prioritas. Pemerintah berjanji, perbaikan akan difokuskan pada jalur penghubung utama antar-kecamatan dan kawasan strategis ekonomi rakyat.
Namun, masyarakat berharap rencana itu tidak sekadar menjadi daftar proyek di atas kertas.
“Jangan tunggu jalan hancur total baru diperbaiki. Jalan ini urat nadi rakyat. Pemerintah harus bergerak cepat,” tegas seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Panei.
Perlu Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Rencana
Pemerhati infrastruktur Sumatera Utara mengingatkan agar Pemkab Simalungun melakukan perencanaan anggaran yang terarah dan transparan. Fokus utama harus pada pemulihan jalan rusak parah yang berdampak langsung pada ekonomi warga.
“Penanganan jalan rusak tidak bisa ditunda. Setiap kilometer yang rusak berarti penurunan produktivitas masyarakat,” ujarnya.
Jika tidak segera dilakukan tindakan konkret, kerusakan jalan dikhawatirkan semakin meluas. Dampaknya bukan hanya pada mobilitas dan keselamatan pengguna jalan, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi daerah yang bergantung pada distribusi hasil pertanian dan perdagangan antarkecamatan.
Harapan Baru di Tahun 2025
Warga kini menaruh harapan besar pada realisasi program 2025. Pemerintah Kabupaten Simalungun diharapkan menjadikan pemulihan infrastruktur jalan sebagai prioritas nyata, bukan sekadar wacana tahunan.
Lebih dari seribu kilometer jalan yang rusak menanti bukti kerja pemerintah. Masyarakat tidak menuntut janji, mereka menuntut tindakan.(S24-AsenkLeeSaragih)
0Komentar