Oni dan TIM11 Ajak Tutup TPL akhirnya diterima Presiden Jokowi (Dok Pribadi 2021).

Medan, S24 - Namanya kembali mencuat di tengah gelombang seruan #TUTUPTPL yang menggema di Tanah Batak. Anita Martha Hutagalung, atau yang akrab disapa Oni, memilih diam beberapa waktu terakhir. Namun di balik diamnya, tersimpan amarah dan kekecewaan yang dalam terhadap nasib perjuangan rakyat yang dulu ia bela dengan langkah kaki dan tetes keringat.

Mengutip opini gundahan Oni di sela kesibukannya menjelang aksi #10NovemberTUTUPTPL yang akan digelar di Kantor Gubernur Sumatera Utara. Wajahnya tegas, suaranya bergetar, bukan karena takut, tetapi karena menahan kecewa yang sudah terlalu lama tertahan.

“Banyak yang japri aku, tanya kenapa diam. Mereka pikir aku sudah tidak peduli lagi sama gerakan TUTUP TPL. Tapi jangan pernah ragukan dukunganku,” ujarnya membuka percakapan dengan nada pelan namun penuh tekanan.

Jejak Langkah Menuju Istana

Tahun 2021 menjadi babak paling berat sekaligus paling bersejarah dalam hidup Oni. Bersama Tim 11, yang dikomandoi aktivis Togu Simorangkir, ia berjalan kaki dari Balige menuju Jakarta, perjalanan ribuan kilometer yang ia jalani di tengah pandemi Covid-19.

“Aku tahan berjalan kaki setiap hari, delapan jam lamanya. Hujan, panas, semua kulalui. Aku tinggalkan anak dan cucuku. Aku tahu risikonya besar, tapi demi hutan dan tanah leluhur, aku rela,” kenangnya.

Perjalanan itu bukan sekadar simbol perlawanan, melainkan wujud nyata tekad rakyat Batak untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Presiden Jokowi. Di Istana Negara, berkas-berkas tuntutan masyarakat adat yang dikumpulkan AMAN dan KPSP akhirnya diterima langsung oleh Presiden.

Oni sempat merasa lega. Ia percaya perjuangan panjang itu akan berbuah tindakan nyata terhadap PT Toba Pulp Lestari (TPL), perusahaan yang selama puluhan tahun dituding merusak lingkungan di wilayah adat.

Namun, waktu berkata lain. “TPL Dapat Penghargaan? Rasanya Seperti Ditertawakan”. Setelah tiga tahun menanti, Oni mengaku hatinya hancur ketika mendengar kabar bahwa TPL justru mendapat Penghargaan Industri Hijau 2025 dari Kementerian Perindustrian.

“Aku tahan jalan kaki, aku tahan panas dan hujan, tapi aku tak tahan melihat ketidakadilan seperti ini,” katanya dengan mata yang berkaca-kaca. “Perusahaan yang sudah merusak alam malah diberi penghargaan? Rasanya seperti perjuangan kami ditertawakan.”

Ia mengaku, kekecewaan itulah yang membuatnya memilih diam dalam beberapa waktu terakhir. Bukan karena menyerah, tetapi karena tak ingin mengotori perjuangan dengan kata-kata kasar.

“Aku sudah tua. Aku tak mau mulutku kotor karena marah. Jadi lebih baik diam. Tapi ingat, kalau perempuan sudah diam, artinya amarahnya sudah tembus asbes rumah,” katanya dengan nada tajam.

Seruan untuk 10 November 2025

Kini, Oni kembali bersuara. Ia mengajak masyarakat, aktivis, dan seluruh pemerhati lingkungan untuk hadir dalam aksi #10NovemberTUTUPTPL di Kantor Gubernur Sumatera Utara.

“Datanglah. Biar tahu juga kita, apa isi kepalanya Pak Bobby (Gubernur Sumut). Apakah beliau masih berpihak pada rakyat atau tidak,” tantangnya.

Bagi Oni, perjuangan #TutupTPL bukan sekadar soal lingkungan, tetapi soal harga diri dan keberlangsungan hidup generasi Batak di tanahnya sendiri.

“Kami sudah terlalu lama dijajah oleh kepentingan industri. Kalau bukan kita yang bersuara, siapa lagi? Aku sudah pernah melangkah sejauh ini. Jangan biarkan langkah itu sia-sia,” tuturnya menutup perbincangan.

Grakan #TutupTPL kembali menggema menjelang Hari Pahlawan 10 November 2025. Di tengah kekecewaan dan kelelahan aktivis lingkungan, suara Oni menjadi pengingat bahwa perjuangan melindungi alam tak pernah selesai dan tak seharusnya padam. (S24-AsenkLeeSaragih)
Ada yang wawancara.

Salah satu momen ditengah jalan selalu saja ada fans yang tiba-tiba nyelonong dan memeluk Oni sambil menangis. 

Oni dengan Almarhun @lambok Siregar.

Menjelang sore menuju Bandar Lampung.

Saat VC dengan anak-anakku, Oni mengabarkan saat itu lagi di mobil kerangkeng polisi, hendak dibawa ke Wisma Atlit .

Oni dan Pak Polisi Jakpus

Saat TIM 11 ditahan polisi di tengah perjalanan ke Istana.

Oni dan Ito Abdon Nababan
Wajah Oni sampai hitam legam begitu.

Berita TV

Tim 11 ajak #TutupTPL

Saat memberikan keterangan pers hasil pertemuan dengan Pak Jokowi.