Simalungun, BS - Dunia adat dan budaya Simalungun berduka atas berpulangnya St Em Drs Jomen Purba, seorang tokoh yang selama hidupnya dikenal sebagai penjaga nilai-nilai luhur Simalungun. Beliau menghembuskan napas terakhir pada Senin, 17 November 2025, meninggalkan warisan besar bagi masyarakat dan generasi penerus. Pemkaman dilaksanakan Kamis (20/11/2025).

Semasa hidupnya, Jomen Purba adalah figur yang berdiri di garis depan dalam upaya melestarikan identitas Simalungun. Dedikasinya tidak hanya terlihat dari perannya di berbagai organisasi adat, tetapi juga dari kontribusinya terhadap Museum Simalungun, tempat ia memberikan banyak tenaga, pikiran, dan kecintaannya terhadap sejarah.



Ia dikenal sebagai pribadi yang tenang namun berpengaruh kuat, seorang yang memahami tata adat Simalungun secara mendalam, mulai dari filosofi, struktur kekerabatan, musik tradisi, hingga ritual adat yang kini semakin jarang dipahami generasi muda. 

Sikapnya yang bersahaja membuatnya dihormati oleh masyarakat luas, baik sebagai pemangku adat maupun sebagai sesepuh yang bijaksana.

Penjaga Warisan Budaya Simalungun

Kepergian St Drs Jomen Purba menjadi kehilangan besar bagi berbagai organisasi adat dan sosial. DPP Pemangku Adat Cendekiawan Simalungun, Bankom Raya Siantar–Simalungun, Himpunan Purba Simalungun Indonesia, serta Srikandi Bankom, turut hadir memberikan penghormatan terakhir.

Mereka mengenang almarhum sebagai tokoh yang selama ini menjadi penuntun dalam setiap kegiatan adat, terutama ketika masyarakat membutuhkan rujukan atau keputusan penting terkait budaya Simalungun.

“Semangat beliau adalah cahaya yang menuntun generasi penerus. Beliau bukan hanya memahami adat, tetapi hidup di dalamnya,” ujar salah satu tokoh adat yang hadir.

Figur yang Dihormati Banyak Kalangan

Di balik sosoknya sebagai tokoh adat, almarhum dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Ia kerap menjadi tempat bertanya bagi banyak keluarga, terutama dalam hal adat perkawinan, marga, hingga upacara adat kematian seperti sayur matua, yang kini dijalankan untuk menghormati kepergiannya.

Ungkapan belasungkawa datang dari berbagai kalangan: “Sonang ma ham i lambung ni Tuhan. Sehat ma keluarga na itadingni ham,” ujar keluarga Mandingguri serta Panarunei Rosul Damanik Damamik dan rekan-rekan.

Kepergian St Em Drs Jomen Purba memang meninggalkan duka mendalam, namun ajaran, keteladanan, serta kecintaannya terhadap budaya Simalungun akan terus hidup dalam diri mereka yang pernah dibimbingnya.

Beliau telah menghadap Sang Pencipta dengan membawa karya dan dedikasi yang tak ternilai. Masyarakat Simalungun meyakini bahwa nama dan jasa-jasanya akan selalu dikenang sebagai bagian penting dari sejarah budaya mereka.

Selamat jalan, Bapak Jomen Purba. Sonang ma ham i lambung ni Tuhan. Semoga keluarga besar yang ditinggalkan diberikan kekuatan, penghiburan, dan ketabahan. (S24-Asenk Lee Saragih) 
St Drs Jomen Purba  di MUSEUM SIMALUNGUN, SELASA 5 JAN 2016. (Dok Asenk LeeSaragih)