(Foto: Istimewa)

Tapteng, S24 - Setelah 23 hari penantian panjang yang dipenuhi harap dan doa, kabar yang paling berat akhirnya tiba. Tangis pilu seorang ibu pecah seketika saat mengetahui jenazah anak tercintanya ditemukan oleh tim Basarnas. Di tengah kepungan duka, sang ibu hanya mampu memanggil-manggil nama anaknya, sebuah panggilan hati yang tak akan pernah terjawab lagi.

Jenazah korban ditemukan tertimbun tanah dan bebatuan besar pasca bencana yang melanda wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah 25 November 2025 lalu. Waktu yang panjang tak pernah menghapus harapan keluarga, hingga akhirnya harapan itu berubah menjadi kenyataan yang paling menyakitkan,  perpisahan untuk selamanya.

Bagi seorang ibu, kehilangan anak bukanlah luka yang mudah sembuh. Setiap detik penantian adalah doa, setiap hari adalah harapan agar keajaiban datang. Namun takdir berkata lain. Alam mengambil kembali yang paling dicintai, meninggalkan duka yang mendalam dan sunyi yang panjang.

Di balik tragedi ini, kita diingatkan tentang rapuhnya kehidupan dan betapa berharganya setiap waktu bersama orang-orang yang kita kasihi. Bencana tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga meninggalkan luka batin yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Semoga keluarga korban diberi kekuatan, keikhlasan, dan ketabahan untuk menerima takdir ini. Semoga setiap air mata menjadi doa, dan setiap doa menjadi jalan menuju ketenangan hati. Untuk para korban yang belum ditemukan, semoga segera dipertemukan, agar keluarga tak lagi menunggu dalam ketidakpastian.

Duka ini adalah duka kita bersama. Mari saling menguatkan, saling mendoakan, dan menjaga rasa kemanusiaan agar tetap hidup di tengah cobaan. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Amin.(S24-AsenkLee)