"Kejaksaan sebagai penegak hukum siap menindaklanjuti arahan Presiden RI," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, kepada wartawan, Senin (21/7/2025).
Kepal Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait. Antara lain, ungkap Anang Supriatna Kementerian Pertanian dan Polri.
"Dalam pelaksanaannya kita akan berkomunikasi, berkoordinasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kepolisian, Kementerian Pertanian dan pihak lain yang terkait sesuai dengan tugas dan kewenangannya," ujarnya.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindak para penggiling padi "nakal." Prabowo menyebut tindakan mereka merugikan negara Rp 100 triliun setiap tahun.
Awalnya, Prabowo mengaku mendapatkan laporan ada penggiling padi yang mencoba mencari keuntungan dengan cara nakal. Prabowo mengatakan ada satu penggiling padi besar yang bisa mendapat keuntungan Rp 2 triliun per bulan.
"Jadi, waktu saya dapat laporan ada penggiling-penggilingan padi yang nakal, yang aneh penggilingan padi yang besar yang paling nakal. 'Oh begitu, lo mentang-mentang besar lo kira pemerintah Indonesia nggak punya gigi'," kata Prabowo dalam sambutannya ketika peluncuran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Klaten Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).
Prabowo menyebut penggiling tersebut memberi cap beras premium pada beras biasa. Dia menegaskan aksi tersebut merupakan tindak pidana.
"Beras biasa dibungkus dikasih stempel beras premium dijual Rp 5.000,00 di atas harga eceran tertinggi. Saudara-saudara ini kan penipuan, ini adalah pidana, saya minta Jaksa Agung sama Kapolri usut dan tindak, ini pidana," ujar Prabowo Subianto.
Mantan Menteri Pertahanan RI era Presiden ke 7 Joko Widodi ini menyebut negara sudah bersusah-susah mencari uang. Presiden tak terima atas tindakan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab tersebut.
"Menteri Keuangan kita Sri Mulyani Indrawati setengah mati cari uang, setengah mati pajak ini lah, bea cukai ini lah dan sebagainya. Ini Rp 100 triliun kita rugi setiap tahun, dinikmati oleh 4-5 kelompok usaha," pungkasnya dengan nada kesal. (S24/Red).
0 Komentar